Jumat, 28 September 2012

TAFSIR SURAT AL-BAQOROH AYAT 97 - 101


قُلْ مَن كَانَ عَدُوًّا لِّجِبْرِيْلَ فَإِنَّهُ نَزَّلَهُ عَلَى قَلْبِكَ بِإِذْنِ اللهِ مُصَدِّقاً لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَ هُدًى وَ بُشْرَى لِلْمُؤْمِنِيْنَ

(97) Katakanlah : Barang siapa yang jadi musuh dari Jibril , maka sesungguhnya dia itu telah menurunkannya ke dalam hati engkau dengan izin Allah , menyetujui apa yang ada dihadapannya dan petunjuk dan kabar gembira bagi orang-orang yang beriman .

مَن كَانَ عَدُوًّا ِللهِ وَ مَلآئِكَتِهِ وَ رُسُلِهِ وَ جِبْرِيْلَ وَ مِيْكَالَ فَإِنَّ اللهَ عَدُوٌّ لِّلْكَافِرِيْن

(98) Katakanlah: Barangsiapa yang jadi musuh dari Allah dan Malaikat-malaikatNya, dan Rasul-rasulNya , dan Jibril dan Mikail, maka sesungguhnya Allah adalah musuh dari orang­ orang yang kafir.

وَ لَقَدْ أَنْزَلْنَا إِلَيْكَ آيَاتٍ بَيِّنَاتٍ وَ مَا يَكْفُرُ بِهَا إِلاَّ الْفَاسِقُوْن
(99) Dan sesungguhnya telah Kami turunkan kepada engkau akan ayat-ayat yang jelas-jelas. Dan tidaklah kafir kepadanya melainkan orang-orang yang fasik.

أَوَ كُلَّمَا عَاهَدُوْا عَهْداً نَّبَذَهُ فَرِيْقٌ مِّنْهُمْ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لاَ يُؤْمِنُوْنَ 

(100) Dan apakah tiap-tiap kali mereka membuat perjanjian dilenyapkan (saja) oleh segolongan dari mereka ? Bahkan terbanyak di antara mereka tidaklah percaya.

وَ لَمَّا جَاءَهُمْ رَسُوْلٌ مِّنْ عِنْدِ اللهِ مُصَدِّقٌ لِّمَا مَعَهُمْ نَبَذَ فَرِيْقٌ مِّنَ الَّذِيْنَ أُوْتُوْا الْكِتَابَ كِتَابَ اللّهِ وَرَاءَ ظُهُوْرِهِمْ كَأَنَّهُمْ لاَ يَعْلَمُوْن

(101) Dan tatkala telah datang kepada mereka seorang Rasul dari sisi Allah, menyetujui apa yang ada serta mereka , telah melemparkan segolongan dari mereka yang diberi Kitab itu akan Kitab Allah ke belakang mereka , seolah-olah mereka tidak mengetahui.

قُلْ مَن كَانَ عَدُوًّا لِّجِبْرِيْلَ فَإِنَّهُ نَزَّلَهُ عَلَى قَلْبِكَ بِإِذْنِ اللهِ
 
"Katakanlah: Barang siapa yang jadi musuh dari Jibril, rnaka sesungguhnya dia itu telah rnenurunkannya ke dalam hati engkau dengan izin Allah. " (pangkal ayat 97).

Ayat ini lanjutan dari tempelak-tempelak Tuhan yang terdahulu. Mereka tadi mengatakan bahwa mereka hanya mau percaya kepada Kitab yang diturunkan kepada mereka saja dan tidak mau percaya kepada Kitab yang turun di belakang itu.

Menurut satu riwayat yang bertemu di dalam kitab-kitab tafsir, salah satu sebabnya ialah setelah salah seorang pemuka mereka bernama Abdullah bin Shuriya pernah bertanya kepada Nabi s.a.w. Malaikat yang mana yang menurunkan al-Qur'an kepada Muhammad saw .
Rasulullah menjawab bahwa yang membawanya dari Tuhan ialah Malaikat Jibril. Terus dengan serta-merta Abdullah bin Shuriya itu berkata bahwa mereka tidak mau percaya al-Qur'an ialah karena Jibril itu yang membawanya kepada Nabi.
Coba kalau Malaikat Mikail yang membawa, barangkali mereka bisa iman. Kami orang Bani Israil , musuh dengan Jibril.. Ketika ditanyakan apa sebab , Jibril mereka musuhi, dia menjawab karena Jibril itulah yang dahulu pernah menyampaikan bahwa Baitul Maqdis satu waktu kelak akan hancur. Dan memang hancurlah Baitul Maqdis. Ini jawab Abdullah bin Shuriya.

Hancurnya Baitul Maqdis ialah setelah negeri Israel diserang dan dihancurkan oleh Bukhtunashr (Nabukadneshar) Raja Babil, dan orang-orang Yahudi ditawan dan dibawa ke negeri Babil beribu-ribu orang banyaknya.
Dan satu riwayat lagi, pada suatu hari Umar bin Khathab masuk ke dalam salah satu Madrasah Yahudi. Ketika bercakap-cakap tersebutlah oleh beliau Jibril. Serta-merta pula Yahudi yang menyambutnya di situ berkata bahwa Jibril itu musuh kami. Sebab dia banyak sekali membuka rahasia-rahasia kami kepada Muhammad. Itulah Malaikat yang banyak sekali merusak dan membawa azab. Lain dengan Mikail; itulah Malaikat yang membawa kesuburan dan damai.
Meskipun kedua sebab turun ayat ini tersebut dalam kitab-­kitab tafsir dan hati kita kurang mantap menerimanya , terutama riwayat yang kedua , namun suatu hal adalah nyata, yaitu bahwa mereka tidak senang kepada Jibril; mengapa masih saja membawa wahyu yang baru lagi, padahal Taurat sudah cukup. Mengapa datang lagi kepada seorang Nabi yang bukan Bani Israil, sehingga martabat Bani Israil menjadi direndahkan, sebab sudah ada pula Nabi lain dari bangsa lain, yaitu bangsa Arab. tetapi dengan ayat ini faham yang amat dangkal itu dibantah.

Apa sangkut-paut Jibril maka dia dimusuhi ? Bukankah dia hanya utusan? Bukan dari kehendaknya sendiri. Dia hanya menyampaikan wahyu dari Allah, dengan izin Allah ke dalam hati Muhammad.

مُصَدِّقاً لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ
 
"Menyetujui apa yang ada di hadapannya."

Pokok isi al-Qur'an itu tidak berselisih, bahkan bersetuju dengan isi Kitab Taurat, yaitu menegakkan Tauhid kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala -

وَ هُدًى وَ بُشْرَى لِلْمُؤْمِنِيْنَ
 
"Dan petunjuk dan kabar gembira bagi orang-orang yang beriman. " (Ujung ayat 97).

Kamu musuhi Jibril lantaran dia membawa wahyu al-Qur'an kepada Muhammad, padahal isi al-Qur'an tidakbertentangan dengan isi Taurat kamu. Kalau bertentangan patutlah dia kamu musuhi. Dan bagi orang yang beriman, a1-Qur'an itu telah menjadi pctunjuk clan membawa kabar yang gembira bagi mereka, bahwa iman dan amal shalih yang mereka perbuat akan memberikan bagi mereka hidup yang bahagia di akhirat kelak. Apa kesalahan Jibril maka dia dimusuhi ?

Maka pada ayat yang selanjutnya Tuhan bertindak membela UtusanNya, balk utusan yang berupa Malaikat ataupun yang berupa manusia.

مَن كَانَ عَدُوًّا ِللهِ وَ مَلآئِكَتِهِ وَ رُسُلِهِ وَ جِبْرِيْلَ وَ مِيْكَالَ فَإِنَّ اللهَ عَدُوٌّ لِّلْكَافِرِيْن
 
"Katakanlah: Barangsiapa yang jadi musuh dari Allah dan Malaikat-rnalaikatNya, dan Rasul-rasulNya, dan Jibril dan Mikail, maka sesungguhnya Allah adalah musuh dari orang-orang yang kafir" (ayat 98).

Meskipun mereka hanya menyebut memusuhi Jibril, berarti mereka memusuhi Allah. Barang siapa memusuhi Rasul Allah , baik Muhammad atau barang mana Rasul yang lain, berarti mereka memusuhl Allah. Demikian juga terhadap Jibril khusus, atau Mikail, yang di ayat ini d.isebut Mikala. Meskipun mulut mereka tidak menyebut memusuhi Allah, namun dengan demikian mereka telah memusuhl Allah. Sebab itu Tuhan mendahulukan bahwa si pemusuh itu terlebih dahulu adalah rnemusuhi Allah. Kalau telah ada yang memandang musuh kepada Jibril, sebab dia yang membawa wahyu al-Qur'an, tentu akan ada pula kelak yang memusuhl Mikala atau Mikail, kalau terlambat datang musim hujan atau ladang kurang menghasilkan buah.

Padahal baik Rasul-rasul bangsa manusia, atau Rasul-rasul bangsa Malaikat, satupun tidak ada yang memegang kuasa. Mereka hanya suruhan. Tanggung jawab adalah pada Allah semua dan mutlak. Dan akhirnya dengan tegas Tuhan menyatakan permusuhan yang dihadapkan oleh orang kafir kepada Malaikat­ malaikat dan Rasul-rasul itu adalah nyata menentang Allah. Sebab itu Allah pun memusuhi pula kepada orang-orang yang kafir itu. Maka kalau terjadi pertentangan dengan Allah, siapa yang kalah ?

وَ لَقَدْ أَنْزَلْنَا إِلَيْكَ آيَاتٍ بَيِّنَاتٍ
 
"Dan sesungguhnya telah Kami turunkan kepada engkau akan ayat­ ayat yang jelas jelas." (pangkal ayat 99).
Ayat-ayat itu ialah perintah, suruhan dan larangan dan peraturan dan perbandingan, dan ajakan buat berpikir. Semuanya diturunkan dengan jelas dan dengan keterangan yang cukup, tidak ada yang mendatangkan ragu. Kalau orang sudah berpikir dan menggunakan akal, pastilah al-Qur'an itu diterimanya dengan baik.

وَ مَا يَكْفُرُ بِهَا إِلاَّ الْفَاسِقُوْن
 
"Dan tidaklah kafir kepadanya, melainkan orang-orang yang fasik. " (ujung ayat 99).

Orang yang fasik, yang keluar daripada jalan yang benar, orang yang telah sakit jiwanya, sebagaimana syair dari Bukhari :

Kadang-kadang mata melawan matahari , karena dia ditimpa penyakit belas ( ramad atau trachom). Dan mulut menentang manisnya air karena ditimpa demam.

Sehingga keterangan betapapun jelasnya, tidak mau masuk lagi ke dalam jiwa, karena diri telah dipenuhi oleh kefasikan, kejahatan dan kedurjanaan.

Segala helah dan dalih yang mereka pakai sehingga sampai memusuhi Malaikat segala , lain tidak memanglah karena jiwa telah mendurhaka. Karena kedurhakaan itu akan macam-macam saja jawab mereka yang tidak masuk akal yang remeh dan yang bisa dipatahkan oleh orang yang berakal sehat. Sebab itu selanjutnya Tuhan bersabda:

أَوَ كُلَّمَا عَاهَدُوْا عَهْداً نَّبَذَهُ فَرِيْقٌ مِّنْهُمْ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لاَ يُؤْمِنُوْنَ
 
`Apakah tiap-tiap kali mereka membuat perjanjian, dilenyapkan (saja) oleh segolongan dari mereka ? bahkan yang terbanyak di antara mereka tidaklah percaya. " (ayat 100).

Inilah satu ayat tempelak yang jitu. Berkali-kali mereka telah memperbuat perjanjian dengan Allah, dengan perantaraan Rasul Al­lah Musa a. s., pemimpin mereka sendiri, dan tertulis bunyi perjanjian itu di dalam Kitab yang mereka pegang setia; maka berkali-kali pula mereka mungkiri perjanjian itu, meskipun mereka mengatakan bersedia memegang Hukurn Taurat.

Sekarang datang Utusan Tuhan yang baru; isi seruannya adalah memperkuat yang dahulu itu. Maka apakah akan berulang lagi laku yang lama ? Diperbuat janji yang baru, lalu segolongan memungkirinya lagi dan melemparkan saja janji itu, sebagai kata ahli-ahli siasat kita sekarang " janji diatas kertas ? " Yang segolongan membuat janji untuk dimungkiri, dan bagian yang terbesar tidak mau berjanji, karena tidak percaya.

Sikap tidak mau percaya ini dijelaskan lagi pada ayat selanjut­nya :

وَ لَمَّا جَاءَهُمْ رَسُوْلٌ مِّنْ عِنْدِ اللهِ
 
"Dan tatkala telah datang kepada mereka seorang Rasul disisi Allah." (pangkal ayat 101).

Yaitu Nabi Muhammad s.a.w. yang diturunkan kepadanya wahyu,

مُصَدِّقٌ لِّمَا مَعَهُمْ
 
"menyetujui apa yang ada serta mereka ",

sama-sama berisi ajaran Tauhid, menghormati ibu-bapak, melarang berzina dan mencuri, mengasihi sesama manusia, menyuruh mengasihi keluarga, anak yatim dan fakir-miskin, menyuruh berlaku baik kepada sesama manusia dan memperkuat ibadat sembahyang dan berzakat.

نَبَذَ فَرِيْقٌ مِّنَ الَّذِيْنَ أُوْتُوْا الْكِتَابَ
 
"Telah melemparkan segolongan dari mereka yang diberi kitab itu.

Yaitu mereka yang telah diberi Kitab Taurat itu, 
 
كِتَابَ اللّهِ وَرَاءَ ظُهُوْرِهِمْ
 
"akan Kitab Allah ke belakang mereka. "Yaitu al-Qur'an

كَأَنَّهُمْ لاَ يَعْلَمُوْن
 
"Seolah-olah mereka tidak mengetahaui." (ujung ayat 101).

Seolah-olah tidak mau tahu, atau seolah-olah mereka memandang bahwa apa yang bernarna al-Qur'an itu tidak ada dan a.pa yang bernama Rasul Allah atau Nabi Allah itu tidak ada. Yang ada hanya orang-orang Arab dan yang bernama Muhammad, adalah Arab biasa.
Inilah satu kckafiran yang memang sudah sengaja membeku : "Kami tidak mau tahu ! habis perkara. Kalian mau apa ?"





 Referensi :
 http://kongaji.tripod.com/myfile/al-baqoroh_ayat_97-101.htm




Tidak ada komentar:

Posting Komentar