أَفَتَطْمَعُوْنَ أَنْ يُؤْمِنُوْا
لَكُمْ وَ قَدْ كَانَ فَرِيْقٌ مِّنْهُمْ يَسْمَعُوْنَ كَلاَمَ اللهِ ثُمَّ
يُحَرِّفُوْنَهُ مِن بَعْدِ مَا عَقَلُوْهُ وَ هُمْ يَعْلَمُوْن
(75) Apakah kamu ingin benar agar mereka percaya kepada kamu, padahal
sesungguhnya telah ada segolongan dari mereka yang mendengar Kalam Allah,
kemudian mereka obah-obah dia sesudah mereka naengexti, padahal mereka
mengetahui
وَ إِذَا لَقُوا الَّذِيْنَ آمَنُوْا قَالُوْا
آمَنَّا وَ إِذَا خَلاَ بَعْضُهُمْ إِلَىَ بَعْضٍ قَالُوْا أَتُحَدِّثُوْنَهُمْ
بِمَا فَتَحَ اللهُ عَلَيْكُمْ لِيُحَآجُّوْكُم بِهِ عِنْدَ رَبِّكُمْ أَفَلاَ
تَعْقِلُوْنَ
(76)
Dan apabila mereka berjumpa
dengan orang.-orang yang beriman, merekapun berkata : kami telah beriman !
Dart apabila bersendiri sebagian mereka dengan yang set?agAan, berkatalah
mereka : Apakala akan kamu ceritakan kepada mereka apa yang telah di
bukakan Allah kepada kamu, supaya nanti mereka mendakwa kamu di
hadapan Tuhan kamu ? Apakah kamu tidak mengerti ?
أَوَلاَ يَعْلَمُوْنَ أَنَّ اللهَ يَعْلَمُ
مَا يُسِرُّوْنَ وَ مَا يُعْلِنُوْنَ
(77)
Apakah
tidak mexd:ka talbu bahwasanya Allah mengetahui apa yang mexeka rahasiakan
dan apa yang mereka nyatakan ?
وَ مِنْهُمْ أُمِّيُّوْنَ لاَ يَعْلَمُوْنَ
الْكِتَابَ إِلاَّ أَمَانِيَّ وَ إِنْ هُمْ إِلاَّ يَظُنُّو
(78) Dan setengah dari mereka adalah yang tidak kenal tulisan, tidak
mereka ketahui akan al-Kitab, kecuali dongeng-dongeng, dan tidak ada mereka
selain bersangka sangka.
فَوَيْلٌ لِّلَّذِيْنَ يَكْتُبُوْنَ
الْكِتَابَ بِأَيْدِيْهِمْ ثُمَّ يَقُوْلُوْنَ هَذَا مِنْ عِنْدِ اللهِ
لِيَشْتَرُوْا بِهِ ثَمَناً قَلِيْلاً فَوَيْلٌ لَّهُمْ مِّمَّا كَتَبَتْ
أَيْدِيْهِمْ وَوَيْلٌ لَّهُمْ مِّمَّا يَكْسِبُوْنَ
( 79) Maka celakalah bagi orangorang yang menulis kitab dengan tangan
mereka, kemudian mereka katakan : Ini adalah dari sisi Allah, karena mereka
hendak menjualnya dengan harga yang sedikit. Celaka bagi mereka dari apa
yang ditulis oleh tangan mereka, dan celaka bagi mereka lantaran penghasilan
mereka.
Melakukan dakwah kepada
orang-orang Yahudi itu adalah dalam rangka wajib juga. Tetapi jangan terlalu
diharapkan bahwa lantaran mereka telah diberi dakwah, mereka akan masuk
berbondong ke dalam Islam.
Memang pokok-pokok yang memungkinkan mereka
memeluk Islam banyak. Terutama karena dasar yang satu di antara ajaran
mereka dengan Islam, yaitu teguh pada Tauhid. Tetapi itu jangan terlalu
diharapkan. Karena ada sebab yang lain-lain yang menghalangi, yaitu dasar
tidak jujur mereka.
أَفَتَطْمَعُوْنَ أَنْ يُؤْمِنُوْا لَكُمْ وَ قَدْ كَانَ فَرِيْقٌ مِّنْهُمْ يَسْمَعُوْنَ كَلاَمَ اللهِ ثُمَّ يُحَرِّفُوْنَهُ مِن بَعْدِ مَا عَقَلُوْهُ
أَفَتَطْمَعُوْنَ أَنْ يُؤْمِنُوْا لَكُمْ وَ قَدْ كَانَ فَرِيْقٌ مِّنْهُمْ يَسْمَعُوْنَ كَلاَمَ اللهِ ثُمَّ يُحَرِّفُوْنَهُ مِن بَعْدِ مَا عَقَلُوْهُ
"Apakah kamu ingin benar agar mereka percaya kepada kamu
?Padahal sesungguhnya telah ada segolongan dari mereka yang mendengar Kalam
Allah, kemudian mereka obah-obah dia sesudah mereka mengerti. " (pangkal
ayat 75).
Hal ini diperingatkan kepada Nabi Muhammad s.a.w,dan umatnya , khusus kepada sahabat-sahabat beliau yang hidup ketika ayat diturunkan , yang sangat mengngharap moga-moga lantaran selalu mendapat seruan , orang Yahudi itu akan berbondong masuk lslam.
Ayat ini memperingatkan jangan terlalu diharap , sebab mengubah-ubah ayat atau isi maksud ayat, dan menafsirkannya secara lain , sudahlah menjadi kebiasaan mereka , bahkan sudah sejak jaman Musa lagi sudah demikian.
Mereka dengar Kalam Allah. Sabda Taurat .Mereka akui itu memang Kalam Allah, tetapi kemudian mana yang mereka rasa berat mereka ubah dengan sengaja. Bahkan ini terasa sendiri oleh Nabi Musa , ketika beliau masih hidup dan telah dekat kepada ajalnya, sehingga diperintahkannya menulis segala isi Taurat untuk diingat oleh anak cucu . Namun demikian, seketika dia dipanggil menghadap oleh Allah Ta'ala bersama Yusya' yang akan meneruskan pimpinannya atas Bani Isril .jika beliau meninggal, Tuhanpun telah memperingatkan kepada Musa, bahwa sepeninggal Musa kelak kaumnya ini akan menyembah dewa-dewa dan meninggalkan Allah.[ Lihat kitab Bilangan , Taurat , Pasal 31 , ayat 16 dan 17 ]
Sebab itu meskipun seketika Taurat tertulis lengkap , lagi berani mereka mengubah maksudnya menurut kehendak mereka, apatah lagi Taurat yang ditulis dijaman Nabi Muhammad s.a.w, sampai ke jaman kita sekarang bukan lagi Taurat yang ditulis di jaman Musa itu.
وَ هُمْ يَعْلَمُوْن
Hal ini diperingatkan kepada Nabi Muhammad s.a.w,dan umatnya , khusus kepada sahabat-sahabat beliau yang hidup ketika ayat diturunkan , yang sangat mengngharap moga-moga lantaran selalu mendapat seruan , orang Yahudi itu akan berbondong masuk lslam.
Ayat ini memperingatkan jangan terlalu diharap , sebab mengubah-ubah ayat atau isi maksud ayat, dan menafsirkannya secara lain , sudahlah menjadi kebiasaan mereka , bahkan sudah sejak jaman Musa lagi sudah demikian.
Mereka dengar Kalam Allah. Sabda Taurat .Mereka akui itu memang Kalam Allah, tetapi kemudian mana yang mereka rasa berat mereka ubah dengan sengaja. Bahkan ini terasa sendiri oleh Nabi Musa , ketika beliau masih hidup dan telah dekat kepada ajalnya, sehingga diperintahkannya menulis segala isi Taurat untuk diingat oleh anak cucu . Namun demikian, seketika dia dipanggil menghadap oleh Allah Ta'ala bersama Yusya' yang akan meneruskan pimpinannya atas Bani Isril .jika beliau meninggal, Tuhanpun telah memperingatkan kepada Musa, bahwa sepeninggal Musa kelak kaumnya ini akan menyembah dewa-dewa dan meninggalkan Allah.[ Lihat kitab Bilangan , Taurat , Pasal 31 , ayat 16 dan 17 ]
Sebab itu meskipun seketika Taurat tertulis lengkap , lagi berani mereka mengubah maksudnya menurut kehendak mereka, apatah lagi Taurat yang ditulis dijaman Nabi Muhammad s.a.w, sampai ke jaman kita sekarang bukan lagi Taurat yang ditulis di jaman Musa itu.
وَ هُمْ يَعْلَمُوْن
"Padahal mereka mengetahui" (ujung ayat 75).
Bunyi ayat ini memperjelas
lagi bahwa penafsiran yang salah , atau menyalahkan penafsiran adalah mereka
lakukan dengan sengaja dan dengan sadar.
Sedangkan sebelum timbul Nabi Muhammad s.a.w dan belum timbul gerakan Islam ini di Madinah, mengubah isi Kalam Allah menurut kemauan mereka dan untuk menjaga martabat mereka, mereka lagi mau , apatah lagi setelah kekuatan Nabi Muhammad s.a.w sudah bangkit demikian rupa dan mereka mulai terdesak. Niscaya mengubah-ubah maksud itu akan kejadian lagi.
وَ إِذَا لَقُوا الَّذِيْنَ آمَنُوْا قَالُوْا آمَنَّا
Sedangkan sebelum timbul Nabi Muhammad s.a.w dan belum timbul gerakan Islam ini di Madinah, mengubah isi Kalam Allah menurut kemauan mereka dan untuk menjaga martabat mereka, mereka lagi mau , apatah lagi setelah kekuatan Nabi Muhammad s.a.w sudah bangkit demikian rupa dan mereka mulai terdesak. Niscaya mengubah-ubah maksud itu akan kejadian lagi.
وَ إِذَا لَقُوا الَّذِيْنَ آمَنُوْا قَالُوْا آمَنَّا
" Dan apabila mereka berjumpa dengan orang-orang yang telah
beriman ,merekapun berkata : Kami telah beriman. " (pangkal ayat 76)
Di sini jelas jiwa yang mulai lemah dan ragu. Kebenaran Islam dengan semangat yang baru itu tidak dapat dihalangi lagi , tetapi mereka berat melepaskan yang lama .Sebab terpaksa mereka bermuka manis , kepada orang-orang yang telah beriman kepada Nabi Muhammad s.a.w, dan mereka mengaku beriman pula untuk menjaga diri atau melihat angin. Sebab tenaga buat menghalanginya tidak ada lagi.
وَ إِذَا خَلاَ بَعْضُهُمْ إِلَىَ بَعْضٍ قَالُوْا أَتُحَدِّثُوْنَهُمْ بِمَا فَتَحَ اللهُ عَلَيْكُمْ
Di sini jelas jiwa yang mulai lemah dan ragu. Kebenaran Islam dengan semangat yang baru itu tidak dapat dihalangi lagi , tetapi mereka berat melepaskan yang lama .Sebab terpaksa mereka bermuka manis , kepada orang-orang yang telah beriman kepada Nabi Muhammad s.a.w, dan mereka mengaku beriman pula untuk menjaga diri atau melihat angin. Sebab tenaga buat menghalanginya tidak ada lagi.
وَ إِذَا خَلاَ بَعْضُهُمْ إِلَىَ بَعْضٍ قَالُوْا أَتُحَدِّثُوْنَهُمْ بِمَا فَتَحَ اللهُ عَلَيْكُمْ
"Dan apabila bersendiri sebugian mereka dengan sebagian ,
berkatalah mereka : Apakah akan kamu ceritakan kepada mereka apa .yang telah
dibukakan Allah kepada rnereka ?'
Timbullah bisik-bisik , namun meskipun di antara kita telah ada yang mengaku beriman pula untuk menjaga diri , sekali-kali jangan dibukakan kepada mereka isi kitab yang sebenarnya , yang telah dibukakan Tahan Allah kepada kita sejak dahulu, bahwa memang akan ada Nabi Akhir Jaman , yang kita telah berjanji dengan Tuhan akan mematuhi syari'at Nabi itu jika dia datang. Apakah rahasia itu akan kamu sampaikan kepada mereka ?
Timbullah bisik-bisik , namun meskipun di antara kita telah ada yang mengaku beriman pula untuk menjaga diri , sekali-kali jangan dibukakan kepada mereka isi kitab yang sebenarnya , yang telah dibukakan Tahan Allah kepada kita sejak dahulu, bahwa memang akan ada Nabi Akhir Jaman , yang kita telah berjanji dengan Tuhan akan mematuhi syari'at Nabi itu jika dia datang. Apakah rahasia itu akan kamu sampaikan kepada mereka ?
لِيُحَآجُّوْكُم بِهِ عِنْدَ رَبِّكُمْ أَفَلاَ تَعْقِلُوْنَ
"Supaya nanti mereka mendakwa kamu di hadapan T'uhan kamu ? ,
apa kamu tidakmengerti ? " (ujung ayat 76).
Bagaimanapun rapat pergaulan
orang-orang yang menganut keimanan baru , pengikut Muhammad itu, namun
rahasia kitab kita jangan dihuka. Karena kalau mereka tahu hal itu tentu
berkata kepada kita : Kalau sudah seterang itu tersebut di dalam Kitab kamu
, mengapa kamu tidak juga bernar-benar percaya . Sebab itu hendaklah kamu
awas benar, bila berdebat dengan Muhammad dan pengikut-pengikutnya itu.
Apakah kamu tidak mengerti bahwa kalau rahasia itu terbuka, akan membawa
celaka bagi kita dan meruntuhkan kedaulatan agama kita , Pusaka
turun-temurun nenek-moyang kita ? Tetapi bagi mereka hal itu dipandang
rahasia. Bagi Tuhan tidak ada yang dapat mereka rahasiakan.
أَوَلاَ يَعْلَمُوْنَ أَنَّ اللهَ يَعْلَمُ مَا يُسِرُّوْنَ وَ مَا يُعْلِنُوْنَ
أَوَلاَ يَعْلَمُوْنَ أَنَّ اللهَ يَعْلَمُ مَا يُسِرُّوْنَ وَ مَا يُعْلِنُوْنَ
"Apakah tidak mereka tahu bahwasanya Allah mengetahui apa yang
mereka rahasiakan dan apa yang rnereka nyatakan. " (ayat 77)
Banyak hal dapat kita simpulkan dari ayat ini.
Pertama menjadi teranglah bahwa memang Nabi kita dan sahabat-sahabatnya tidak pernah terlebih dahulu membaca Kitab Taurat sebagaimana yang didakwakan oleh setengah kaum Oietitalis , di antaranya Goldziher seorang Orientalis Yahudi. Maka pengetahuan Nabi Muhammad bahwa dirinya ada tersebut dalam Taurat , adalah semat-mata dari wahyu. Dan kesan yang lain ialah bahwa rahasia kecurangan itu dengan ayat ini telah dibuka. Inilah rahasia yang dibuat jadi rahasia oleh Ahbar dan Rubban mereka , yang teruss disingkirkan oleh ayat , sehingga mereka mesti berhitung benar-benar terlebih dahulu sebelum terus-menerus berbuat. curang.
Lain pula halnya dengan para pengikut mereka. Yaitu yang keras fanatik mempertahankan pendirian, tetapi tidak mengerti apa sebenarnya isi Kitab yang mereka pertahankan itu. Mereka disebut pada ayat seterusnya.
وَ مِنْهُمْ أُمِّيُّوْنَ لاَ يَعْلَمُوْنَ الْكِتَابَ إِلاَّ أَمَانِيَّ وَ إِنْ هُمْ إِلاَّ يَظُنُّو
Banyak hal dapat kita simpulkan dari ayat ini.
Pertama menjadi teranglah bahwa memang Nabi kita dan sahabat-sahabatnya tidak pernah terlebih dahulu membaca Kitab Taurat sebagaimana yang didakwakan oleh setengah kaum Oietitalis , di antaranya Goldziher seorang Orientalis Yahudi. Maka pengetahuan Nabi Muhammad bahwa dirinya ada tersebut dalam Taurat , adalah semat-mata dari wahyu. Dan kesan yang lain ialah bahwa rahasia kecurangan itu dengan ayat ini telah dibuka. Inilah rahasia yang dibuat jadi rahasia oleh Ahbar dan Rubban mereka , yang teruss disingkirkan oleh ayat , sehingga mereka mesti berhitung benar-benar terlebih dahulu sebelum terus-menerus berbuat. curang.
Lain pula halnya dengan para pengikut mereka. Yaitu yang keras fanatik mempertahankan pendirian, tetapi tidak mengerti apa sebenarnya isi Kitab yang mereka pertahankan itu. Mereka disebut pada ayat seterusnya.
وَ مِنْهُمْ أُمِّيُّوْنَ لاَ يَعْلَمُوْنَ الْكِتَابَ إِلاَّ أَمَانِيَّ وَ إِنْ هُمْ إِلاَّ يَظُنُّو
"Dan setengah dari mereka adalah yang tidak kenal tulisan,
tidak mereka ketahui akan al-Kitab, kecuali dongeng-dongeng dan tidak ada
mereka selain bersangka-sangka. " (ayat 78).
Mereka hanya taqlid kepada guru. Apa kata guru, itulah yang benar. Menyelidik dan memakai pikiran sendiri tidak sanggup. Bahkan menulis dan membacapun tidak bisa, apatah lagi akan membaca Kitab Taurat itu. Yang mereka pegang hanya apa yang diterangkan guru. Maka penuhlah mereka dengan dongeng-dongeng, khayal, pelajaran yang tidak-tidak dan tidak dekat sedikit juga dengan kebenaran. Kalau diajak membicarakan yang sekarang, mereka hanya sanggup menceritakan yang dahulu.
Kalau diajak kepada kenyataan, mereka lari ke dalam angan-angan. Agama mereka hanya sangka-sangka, entah ia entah tidak. Tetapi bagi mereka angan-angan itu adalah pegangan teguh. Dan mereka tidak boleh ditegur atas kesalahan mereka. Telah membatu dan membeku faham mereka. Dalam ketaatan mereka pegang apa yang diajarkan oleh guru dengan tidak memakai pikiran, mereka berhati sempit dan benci kepada orang lain.
Demikianlah keadaan kaum Bani Israil atau Yahudi seketika syari'at Islam mulai bangkit, agama yang telah tinggal dalam sebutan lidah belaka. Dan beginilah suasana beragama pada segala jaman, apabila kebebasan berpikir telah dibendung clan ditutup oleh orangorang yang disebut pemimpin agama sendiri.
Sebab itu bila membaca ayat yang seperti ini, seyogyanya kita umat Islam yang telah 14 abad jaraknya dari zaman Nabi Muhammad saw berfikir kalau-kalau kita telah ditimpa pula oleh penyakit seperti ini .
Mereka hanya taqlid kepada guru. Apa kata guru, itulah yang benar. Menyelidik dan memakai pikiran sendiri tidak sanggup. Bahkan menulis dan membacapun tidak bisa, apatah lagi akan membaca Kitab Taurat itu. Yang mereka pegang hanya apa yang diterangkan guru. Maka penuhlah mereka dengan dongeng-dongeng, khayal, pelajaran yang tidak-tidak dan tidak dekat sedikit juga dengan kebenaran. Kalau diajak membicarakan yang sekarang, mereka hanya sanggup menceritakan yang dahulu.
Kalau diajak kepada kenyataan, mereka lari ke dalam angan-angan. Agama mereka hanya sangka-sangka, entah ia entah tidak. Tetapi bagi mereka angan-angan itu adalah pegangan teguh. Dan mereka tidak boleh ditegur atas kesalahan mereka. Telah membatu dan membeku faham mereka. Dalam ketaatan mereka pegang apa yang diajarkan oleh guru dengan tidak memakai pikiran, mereka berhati sempit dan benci kepada orang lain.
Demikianlah keadaan kaum Bani Israil atau Yahudi seketika syari'at Islam mulai bangkit, agama yang telah tinggal dalam sebutan lidah belaka. Dan beginilah suasana beragama pada segala jaman, apabila kebebasan berpikir telah dibendung clan ditutup oleh orangorang yang disebut pemimpin agama sendiri.
Sebab itu bila membaca ayat yang seperti ini, seyogyanya kita umat Islam yang telah 14 abad jaraknya dari zaman Nabi Muhammad saw berfikir kalau-kalau kita telah ditimpa pula oleh penyakit seperti ini .
Syukurlah agama kita Islam
tidak mempunyai kependetaan , yaitu pemuka-pemuka agama yang wajib dipatuhi
, walaupun telah jauh terpesong daripada yang telah digariskan Allah.
Sungguhpun demikian dalam peredaran jaman, gejala-gejala seperti ini pernah
juga kejadian. Salah satu dari sebab kerusakan yang menimpa Bani Israil itu
disebutkan pada ayat yang selanjutnya.
فَوَيْلٌ لِّلَّذِيْنَ
يَكْتُبُوْنَ الْكِتَابَ بِأَيْدِيْهِمْ ثُمَّ يَقُوْلُوْنَ هَذَا مِنْ عِنْدِ
اللهِ لِيَشْتَرُوْا بِهِ ثَمَناً قَلِيْلاً
"Malaka celakalah bagi orang-orang yang menulis kitab dengan
tangan mereka, kernudian mereka katakan : "Ini adalah dari sisi Allah.
"Karena mereka hendak menjualnya dengan harga yang sedikit. " (pangkal ayat
79).
Padahal Kitab
Taurat mereka sendiri sudah ada. Sekarang mereka tambah lagi dengan
penafsiran sendiri, membuat hukum ushul dan furu' pokok dan ranting. Setelah
pekerjaan membuat kitab itu selesai , mereka berkata bahwa ini adalah dari
Tuhan. Disamakan dengan wahyu IIahi yang tidak boleh diganggu-gugat lagi.
Orang yang bodoh, yang ummi, tak tahu tulis baca sebagai tersebut tadi, menerimalah apa yang beliau-beliau tulis itu sebagai wahyu Ilahi, kata suci yang tidak boleh dibantah. Orang-orang yang mencari keuntungan untuk diri berbesar hatilah dan maulah membayar. Dibayar dengan uang berbilang atau dengan pangkat, kedudukan, kebesaran duniawi. Berapapun besar jumlahnya, atau berapapun tinggi pangkat yang didapat, semuanya adalah harga yang sedikit; atau lebih tegas lagi tidak ada harganya.
فَوَيْلٌ لَّهُمْ مِّمَّا كَتَبَتْ أَيْدِيْهِمْ
Orang yang bodoh, yang ummi, tak tahu tulis baca sebagai tersebut tadi, menerimalah apa yang beliau-beliau tulis itu sebagai wahyu Ilahi, kata suci yang tidak boleh dibantah. Orang-orang yang mencari keuntungan untuk diri berbesar hatilah dan maulah membayar. Dibayar dengan uang berbilang atau dengan pangkat, kedudukan, kebesaran duniawi. Berapapun besar jumlahnya, atau berapapun tinggi pangkat yang didapat, semuanya adalah harga yang sedikit; atau lebih tegas lagi tidak ada harganya.
فَوَيْلٌ لَّهُمْ مِّمَّا كَتَبَتْ أَيْدِيْهِمْ
"Celaka bagi mereka dari apa yang ditulis oleh tangan mereka.
"
Karena yang ditulis itu adalah palsu. Karena mereka akan bertanggungjawab di hadapan Allah karena berbohong dan menipu manusia
وَوَيْلٌ لَّهُمْ مِّمَّا يَكْسِبُوْنَ
Karena yang ditulis itu adalah palsu. Karena mereka akan bertanggungjawab di hadapan Allah karena berbohong dan menipu manusia
وَوَيْلٌ لَّهُمْ مِّمَّا يَكْسِبُوْنَ
"Dan celaka bagi mereka lantaran penghasilan mereka. " (ujung
ayat 79).
Memang orang Yahudi mempunyai lagi di samping Taurat kitab agama yang bernama Talmud. Akan berapalah lamanya penghasilan harga yang sedikit itu akan mereka rasai ? Padahal mereka telah memutar-balik kebenaran? Akan berapa lamakah kepalsuan bisa berlaku ? Akan berapa lamakah manusia bisa diperbodoh ?
Pemeluk agama yang manapun yang memimpinnya sudah sampai kepada taraf jual-beli agama seperti ini, namun kutuk Tuhan mesti memakan mereka. Kecelakaan tidak dapat dielakkan. Oleh sebab itu ayat ini yang sebab turunnya ialah Bani Israil di jaman Rasul, namun kita kaum Muslimin haruslah mengoreksi diri sendiri dengan dia. Sebab tersebut dalam Hadits yang shahih, sabda Rasulullah s.a.w :
Memang orang Yahudi mempunyai lagi di samping Taurat kitab agama yang bernama Talmud. Akan berapalah lamanya penghasilan harga yang sedikit itu akan mereka rasai ? Padahal mereka telah memutar-balik kebenaran? Akan berapa lamakah kepalsuan bisa berlaku ? Akan berapa lamakah manusia bisa diperbodoh ?
Pemeluk agama yang manapun yang memimpinnya sudah sampai kepada taraf jual-beli agama seperti ini, namun kutuk Tuhan mesti memakan mereka. Kecelakaan tidak dapat dielakkan. Oleh sebab itu ayat ini yang sebab turunnya ialah Bani Israil di jaman Rasul, namun kita kaum Muslimin haruslah mengoreksi diri sendiri dengan dia. Sebab tersebut dalam Hadits yang shahih, sabda Rasulullah s.a.w :
"Sesungguhnya akan kamu ikuti jejak orang
yang sebelum kamu,sejengkal demi sejengkal dan .sehasta demi sehasta. "
Ketika menafsirkan ayat ini, janganlah kita
tersenyum-senyum membaca kejahatan Yahudi di jaman Nabi s.a.w, dan kita lupa
kelalaian kita di jaman sekarang. Karena suasana yang sudah sampai ke
tingkat inilah maka kita telah dapat dijajah oleh bangsa-bangsa yang
berlainan agama dengan kita lebih dari 300 tahun lamanya.
Referensi :
http://kongaji.tripod.com/myfile/al-baqoroh_ayat_75-79.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar