SEBAB-SEBAB KEMUNDURAN UMAT ISLAM
Kalau kita memperhatikan realitas kehidupan umat Islam saat ini, maka kita sangat sedih sekali, karena umat Islam yang memegang kebenaran, meyakini kebenaran dan mengamalkan kebenaran, hidup dalam satu kondisi yang terhina, nista, tertekan oleh bangsa-bangsa dan umat-umat yang lain. Padahal kemuliaan manusia yang diberikan oleh Allah disebabkan karena kita berinteraksi dengan nilai-nilai Islam itu sendiri.
Umar Ibnul Khaththab ra, pernah mengatakan kepada para sahabat-sahabatnya:
نحن قوم أعززنا الله بالإسلام
"Kita adalah suatu kaum yang Allah muliakan dengan Islam".
Di antara sebab-sebab kemunduran umat ini adalah:
Di antara sebab-sebab kemunduran umat ini adalah:
1. Dha'ful Aqidah (Lemahnya Aqidah)
Lemahnya aqidah adalah penyebab utama dari kemunduran umat Islam saat ini. Akidah hanya dipahami sebatas sebuah keyakinan kepercayaan. Akidah hanya dipahami sebatas ingat yang dalam bahasa jawanya eling. Padahal akidah yang dipahami generasi para sahabat tidak demikian. Akidah generasi para sahabat memiliki sebuah konsekwensi, memilik sebuah tuntutan yang kemudian mereka apliakasikan dalam kehidupan mereka. Kualitas keIslaman kita sangat ditentukan oleh sejauh mana akidah itu terhujam dalam dada kita. Bukan ditentukan oleh berapa lama usia kita dalam Islam.
Dalam sebuh riwayat, pada suatu hari di kota madinah menghadap seorang pemuda madinah kepada Rasul yang mulia, meminta penjelasan tentang Islam. Setelah mendapat penjelasan tentang Islam dari Rasul Saw, iapun menyatakan keislamannya. Setelah menyatakan keislamannya, tanpa diperintah ia langsung mengikuti saudara-saudara muslim lainnya untuk terjun ke medan pertempuran yang segera akan berkecamuk yaitu Perang Uhud. Dan dalam pertempuran tersebut ia terbunuh. Maka ia mati dalam keadaan syahid fii sabilillah. Pasca pertempuran, Rasulullah Saw mengatakan kepada para sahabat-sahabatnya: "Wahai sahabat-sahabatku, maukah engkau aku tunjukkan kepada seseorang yang Allah berkenan memasukkannya ke dalam surga, padahal ia belum mengamalkan sesuatu apapun di dalam Islam." Para sahabat terkejut mendengar ucapan Rasulullah Saw ini. Merekapun bertanya: "Bagaimana mungkin seseorang yang belum pernah mengamalkan seusatupun dalam Islam dimasukkan ke dalam surga?" Ternyata orang tersebut adalah Amr bin Tsabit bin Waqsyi. Allah maha berkehendak, Dialah yang memasukkannya ke dalam surga. Para perawi hadis meriwayatkan bahwa usia, Amr bin Tsabit bin Waqsyi di dalam Islam tidak lebih dari 4 jam saja. Tetapi dengan kualitas kekuatan akidah, Allah berkenan memasukkanya ke dalam surga.
Lantas bagaimana dengan kita yang sudah tahunan berada dalam Islam?. Di sinilah perlunya kita terus mengkaji dan mempelajari Islam dimulai dengan masalah akidah. Kelemahan akidah umat Islam merupakan penyebab utama merosotnya umat Islam. Umat Islam memahami akidah hanya sebatas ucapan. Tidak merasuk ke dalam kalbunya, apalagi teraplikasi dalam sebuah amal perbuatan yang nyata, sehingga segala tuntutan dan konsekwensi yang ada dalam akidah, tidak mereka laksanakan secara utuh.
Rasul yang mulia bersabda: “Laisal imani bittamanni wa la bittakhalli. Walakinnal imana ma waqara fi qalbi wa saddaqahul ama”l. (Iman itu bukanlah dengan angan-angan, tetapi ia bersemayam di dalam qalbu. Dan kemudian dibenarkan dengan sebuah aktivitas amal).
Bagaimana dengan kita saat ini? Kita sering mendapati orang yang sudah menyatakan syahadah, orang yang sudah menyatakan dirinya sebagai sorang muslim, tetapi kehidupannya tidak islami. Inilah yang Allah khabarkan kpada kita di dalam firman-Nya dalam surat 4 ayat 60. Allah berfirman:
ألم تر
إلى الذين يزعمون أنهم ءامنوا بما أنزل إليك وما أنزل من قبلك يريدون أن
يتحاكموا إلى الطاغوت وقد أمروا أن يكفروا به ويريد الشيطان أن يضلهم ضلالا
بعيدا
"Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku
dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa
yang diturunkan sebelum kamu? Mereka hendak berhakim kepada thaghut,
padahal mereka telah diperintah mengingkari thaghut itu. Dan syaitan
bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya."
Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang mengazamkan dirinya sebagai orang yang beriman terhadap apa yang telah engkau turunkan kepadamu Muhammad dan juga beriman kepada apa yang telah diturunkan oleh nabi-nabi sebelumnya. mereka hedak bertahkim kepada thagut. Bertahkim kepada tahgut artinya memutuskan satu urusan atau perkara, baik itu ucapan, tindakan, maupun amal perbuatan yang tidak sejalan dengan Islam. Itulah yang dikatakan dengan bertahkim kepada thagut. Dan di situ Allah mengatkan, وقد أمروا أن يكفروا به "Dan padahal kamu itu telah diperintahkan untuk mengingkarinya thagut tersebut." ويريد الشيطان أن يضلهم ضلالا بعيدا "Dan syetan itu hendak menyesatkan kamu dengan penyesatan yang sejauh-jauhnya."
Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang mengazamkan dirinya sebagai orang yang beriman terhadap apa yang telah engkau turunkan kepadamu Muhammad dan juga beriman kepada apa yang telah diturunkan oleh nabi-nabi sebelumnya. mereka hedak bertahkim kepada thagut. Bertahkim kepada tahgut artinya memutuskan satu urusan atau perkara, baik itu ucapan, tindakan, maupun amal perbuatan yang tidak sejalan dengan Islam. Itulah yang dikatakan dengan bertahkim kepada thagut. Dan di situ Allah mengatkan, وقد أمروا أن يكفروا به "Dan padahal kamu itu telah diperintahkan untuk mengingkarinya thagut tersebut." ويريد الشيطان أن يضلهم ضلالا بعيدا "Dan syetan itu hendak menyesatkan kamu dengan penyesatan yang sejauh-jauhnya."
Sehingga kita sering menemukan khusunya wanita, misalnya ketika keluar rumah, mereka tidak menutupi auratnya. Berarti dia telah memutuskan satu urusan atau perkara yang tidak sejalan dengan perintah Allah. Padahal dia menyatakan iman kepada apa yang telah diturunkan kepada Rasul yang mulia. Menyatakan keimanan tetapi masih memutuskan satu urusan atau perkara yang tidak sejalan dengan konsepsi Islam itu sendiri. Dan masih banyak lagi cara kehidupan kita yang belum mencerminkan nilai-nilai Islam yang sesungguhnya, disebabkan karena kita memahaminya dengan keliru.
2. Bu’dun ‘Anil Qur’an dan Sunnah (Jauhnya dari Al-Qur’an dan Sunnah).
Maksud jauh di sini bukan berarti jauh secara fisik, tetapi jauh dalam aplikasi. Tidak bisa dikatakan seseorang itu dekat dengan al-Quran karena ia selalu membawa al-Quran atau karena ia selalu membacanya, atau bahkan memperlombakannya, sehingga yang diperlombakan adalah bacaan bukan amalan. Namun yang dimaksud jauh dari al-Quran adalah belum diamalkannya secara utuh dalam kehidupan umat saat ini. Mereka mengimani sebagaian ayat dan pada saat yang bersamaan mengingkari ayat yang lainnya. Hanya yang enak-enak saja yang diamalkan dan yang tidak enak ditinggalkan. Di dalam sebuah ayat Allah berfirman:
أفتؤمنون ببعض الكتاب وتكفرون ببعض فما جزاء من يفعل ذلك منكم إلا خزي في الحياة الدنيا ويوم القيامة يردون إلى أشد العذاب
"Apakah
kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap
sebahagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian
daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari
kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat."
Para mufassirin menyetarakan ayat tersebut dengan apakah engkau mengimani sebagian ayat dan mengingkari ayat-ayat lainnya. Berdasarkan ayat tersebut, maka dampak orang yang mengimani sebahagian ayat dan mengingkari ayat-ayat yang lain adalah pertama dalam kehidupan di dunia ini, ia dinistakan dan dihinakan. Kedua, ketika ia kembali kepada Allah, maka Allah akan mengazabnya dengan azab yang teramat pedih.
Para mufassirin menyetarakan ayat tersebut dengan apakah engkau mengimani sebagian ayat dan mengingkari ayat-ayat lainnya. Berdasarkan ayat tersebut, maka dampak orang yang mengimani sebahagian ayat dan mengingkari ayat-ayat yang lain adalah pertama dalam kehidupan di dunia ini, ia dinistakan dan dihinakan. Kedua, ketika ia kembali kepada Allah, maka Allah akan mengazabnya dengan azab yang teramat pedih.
Al-Quran diturunkan kepada manusia agar dapat mengangkat harkat dan martabat serta kemuliaan kita umat Islam. Rasul yang mulia bersabda: Innallah yarfa'u bihadzal kitab aqwaman, wayadhou bihi akhorin. (Sesungguhya Allah mengangkat derajat suatu kaum dengan kitab ini (al-Quran) dan merendahkannya juga dengan kitab ini).Jadi rendah tidaknya atau mulia tidaknya kita, sangat tergantung sejauh mana interaksi kita dengan al-Quran.
Al-Quran merupakan sebuah cahaya yang terang benderang, sebuah obor yang dapat menerangi kehidupan kita. Sehingga jelas bagi kita, mana yang harus kita tempuh, dan mana yang harus kita hindari. Kalau hidup di bawah nungan al-Quran, maka keindahan dan kebahaigaan dalam kehidupan ini akan kita raih, serta kemuliaan pun akan kita dapatkan.
3. At-tafriqah (perpecahan).
Sebuah perpecahan di kalangan umat Islam yang hanya disebabakan kepada sebuah persoalan-persoalan sepele. Di sinilah kelemahannya ketika kita mulai mempelajari dari fikih ibadah. Kita mengetahui bahwa fikih ibadah itu banyak mazhab, sehingga kalau kita belajar Islam mulai dari fikih ibadah, maka yang terjadi adalah fanatik terhadap mazhab yang mengakibatkan menyalahkan orang yang berbeda mazhab atau pendapat. Ketika ada orang shalat tidak berkunut, dibilang salah. Padahal berkunut dan tidak berkunut, dua-duanya benar. Yang tidak benar adalah orang yang tidak shalat. Selagi ibadah tersebut memiliki landasan hukum, kita harus bertoleransi dalam perbedaan masalah fikhul ibadah. Terkadang perbedaan dalam cara shalat membuat kita berpecah belah. Berbeda dalam ibdah haji membuat pecah belah. Padahal di masa para sahabat, perbedaan tidak memecah belah kesatuan dan persatuan di antara mereka.
Rasul yang mulia pernah memerintahkan sahabat untuk menuju ke Bani Quraizah. Rasul bersabda: "Janganlah kalian shalat kecuali setelah sampai di Bani Quraizah." Di tengah jalan masuk waktu shalat asar. Sebagian sahabat langsung berhenti dan menunaikan shalat asar. Sebagian yang lain tidak, mereka langsung menuju Bani Quraizah, dan baru menunaikan shalat asar menjelang shalat magrib. Ketika terjadi perbedaan seperti ini, mana yang benar. Sahabat yang shalat ketika masuk shalat asar, mereka memahami bahwa qaul Rasul itu sebuah isyarat bahwa mereka dalam perjalanan itu harus bersegera dan tidak santai. Tapi kalau sudah masuk waktu shalat, ini adalah perintah Allah, maka ini harus segera dilaksanakan. Sementara sahabat yang lain yang shalat asar di Bani Quraizah memahami secara harfiah, apa yang dikatakan oleh Rasul yang mulia. Dan ketika masalah ini dihadapkan kepada Rasulullah Saw, kedua belah pihak dibenarkan. Tidak ada satu pun yang disalahkan. Sehingga persatuan dan kesatuan di kalangan para sahabat tetap terjaga.
Musuh-musuh Islam senantiasa berusaha untuk memecah belah persatuan umat Islam, ada istilah politik belah bambu. Sebagian umat Islam ditekan habis-habisan dan sebagian diangkat. Sehingga sebagian umat Islam dituduh sebagai teroris, dan sebagain umat Islam yang lain diagung-agungkan. Sehingga kita sendiri tidak bisa memberikan pembelaan terhadap saudara-saudara kita yang terzalimi. Padahal kita wajib membela dan mendukung semua saudara-saudara kita yang terzalimi.
4. Harokatul Irtidad (Gerakan Pemurtadan).
Adanya usaha pemurtadan yang dilakukan oleh konspirasi internasinal terhadap umat Islam adalah faktor eksternal yang menyebabkan umat Islam jauh dari ajaran Islam sehingga mengalami kemunduran dalam seluruh aspek kehidupan. Sebuah gerakan pemurtadan yang sistematis, terorganisisr dengan rapi, termenej dengan baik, dan mereka tidak pernah berhenti untuk berusaha memurtadkan umat Islam sampai kita jauh dari nilai-nilai Islam, sampai akhirnya kehidupan kita pun terpuruk di dunia ini.
Kita melihat beberapa tayangsn film yang dapat menghancurkan pemahaman kita terhadap Islam. Film-film mistik yang belakangan ini banyak merebak, di sini menunjukkan bahwa umat Islam sudah semakin tidak rasional. Padahal kita sudah berada di zaman modern. Untuk diketahui bahwa mistik itu diciptakan sedemikian rupa sehingga katanya ada hantu yang bergentayangan, ada arwah yang bergentayangan. Padahal di dalam Islam tidak pernah ada yang namanya arwah gentayangan ataupun orang yang memburu hantu. Lebih-lebih lagi pelaksana hal tersebut mengatas-namakan dirinya seorang ustaz atau kiyai. Padahal hal tersebut tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah Saw dan para sahabat terdahulu. Mereka yang melakukan ini semua dengan cara bersekutu dan berlindung kepada jin. Semua ini ditayangkan sedemikian rupa. Tujuannya untuk mengeruhkan dan melemahkan akidah kita. Jadi kita harus pahami bahwa ada sebuah upaya penyesatan, di samping juga tayangan-tayangan kriminalitas yang semakin mengerikan. Tayangan-tayangan yang sangat sensual. Bahkan sudah banyak beredar di beberapa tempat, di kampus-kampus majalah-majalah porno, buku-buku porno dan video porno sudah dijual bebas. Ini bukan terjadi tanpa sebuah rekayasa.
Begitu juga dengan judi togel dan narkoba. Ada seorang mantan walikota, pernah ditanya kalau dia suruh memberantas beberapa kemungkaran, seperti diskotik dan bar, ia masih menyanggupinya. Tapi kalau memberantas togel dan narkoba dia angkat tangan. Hal ini dikarenakan, mafia perjudian dan narkoba sangat kuat jaringannya dan backingnya juga sangat kuat sekali. Ini berarti ada upaya. Selain mereka juga mengeruk keuntungan dengan hal tersebut, tetapi pada sisi yang sama mereka pun memiliki sebuah misi, sehingga dengan judi dan narkoba itu bisa merusak akhlak kita, prilaku kita, dan pada saat yang bersamaan kemudian nggak jarang kita bertanya kepada orang yang gila. Sehingga akidah kita menjadi rusak. Mimpi diartikan macam-macam, yang kemudian diarahkan kepada judi. Ini merupakan gerakan pemurtadan yang dilakukan oleh konspirasi internasional terhadap kita.
Penutup
Sebagai solusi, untuk mengangkat kembali harkat dan matabat serta kemuliaan umat Islam, kita teringat terhadap apa yang dikatakan oleh Rasulullah Saw ketika pelaksanaan haji wada’. Beliau mengatakan dan mengingatkan kepada umatnya pada saat itu. Bahwa yang hadir harus menyampaikan kepada yang tidak hadir. Dan kita termasuk orang yang tidak hadir ketika khutbah tersebut disampaikan. Salah satu isinya adalah Rasul yang mulai mengingatkan:
تركت فيكم أمرين ما إن تمسكتم بهما لن تضل أبدا كتاب الله وسنة رسول
"Aku
meninggalkan pada kalian dua perkara. Jika kalian berpegang teguh pada
keduanya maka kalian tidak akan tersesat selamanya. Yaitu kitab Allah
dan sunnah Rasul".
Berdasarkan hadis tersebut, kita harus mengembalikan kehidupan kita kepada al-Quran dan sunnah Rasulullah Saw secara utuh. Tidak sebahagian-sebahagian tetapi harus syamil, kamil, dan mutakamil (sempurna). Karena ada orang yang mengambil al-Quran cuma sebagian, yaitu sisi spiritual saja atau sisi hukumnya saja atau sisi fikihnya saja. Kalau kita ingin maju dan tidak tersesat dengan upaya-upaya konspirasi internasional, maka al-Quran secara utuh dan menyeluruh harus kita pahami dan kita amalkan dalam seluruh aplikasi kehidupan kita. Insya Allah kalau kita komitmen dengan kitab dan sunnah Rasul, kita tidak akan disesatkan untuk selama-lamanya dan pada akhirnya umat Islam akan meraih kejayaan dan kemulian di hadapan bangsa-bangsa dan umat lainnya. Wallahu A’lam.
Berdasarkan hadis tersebut, kita harus mengembalikan kehidupan kita kepada al-Quran dan sunnah Rasulullah Saw secara utuh. Tidak sebahagian-sebahagian tetapi harus syamil, kamil, dan mutakamil (sempurna). Karena ada orang yang mengambil al-Quran cuma sebagian, yaitu sisi spiritual saja atau sisi hukumnya saja atau sisi fikihnya saja. Kalau kita ingin maju dan tidak tersesat dengan upaya-upaya konspirasi internasional, maka al-Quran secara utuh dan menyeluruh harus kita pahami dan kita amalkan dalam seluruh aplikasi kehidupan kita. Insya Allah kalau kita komitmen dengan kitab dan sunnah Rasul, kita tidak akan disesatkan untuk selama-lamanya dan pada akhirnya umat Islam akan meraih kejayaan dan kemulian di hadapan bangsa-bangsa dan umat lainnya. Wallahu A’lam.
Referensi :
http://makalah-artikel.blogspot.com/2007/11/sebab-sebab-kemunduran-umat.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar