Oleh: Ustadz Abu Ammar al-Ghoyami -hafizhahullah-
Tersebutlah dalam sejarah, bahwa dahulu kala bangsa Romawi
memperingati suatu hari besar setiap tanggal 15 Februari yang dinamakan
Lupercalia. Lupercalia adalah rangkaian perayaan yang disertai upacara
pensucian di masa Romawi Kuno yang berlangsung dari tanggal 13-18
Februari. Dua hari pertama, perayaan tersebut dipersembahkan untuk dewi
cinta (queen of feverish love) Juno Februata.
Pada dua hari ini, para pemuda mengundi nama-nama gadis di dalam
kotak. Lalu setiap pemuda mengambil nama secara acak. Gadis yang namanya
terambil harus menjadi pasangannya dalam menghibur diri dan menjadi
obyek bersenang-senang selama setahun. Lalu pada tanggal 15 Februari,
mereka meminta perlindungan dewa Lupercalia dari gangguan binatang buas
semacam serigala dan sebagainya. Selama upacara ini, para pemuda membawa
sehelai atau selembar kulit binatang sebagai cemeti lembut, dan para
wanita berebut untuk dilecut dengan anggapan lecutan itu akan membuat
mereka menjadi lebih subur.
Ketika agama Kristen Katolik menjadi agama resmi negara di Roma,
penguasa Romawi dan para tokoh agama Katolik Roma mengadopsi upacara
ini, namun mereka mewarnainya dengan nuansa Kristiani. Mereka mengganti
nama-nama gadis yang diundi dengan nama-nama Paus atau Pastor. Kaisar
Konstantine dan Paus Gregory I pun mendukung upacara adopsian ini.[i]
Kemudian, pada 496 M Paus Gelasius menjadikan upacara Romawi Kuno ini
menjadi Hari Perayaan Gereja yang akhirnya mereka sebut dengan nama
Saint Valentine’s Day guna menghormati Santo Valentine yang kebetulan
mati pada tanggal 14 Februari.[ii]
Tersebut, ada 3 nama Valentine yang mati pada 14 Februari. Seorang di
antaranya dilukiskan sebagai orang yang mati pada masa Romawi. Namun
demikian tidak terdapat penjelasan yang bisa dipertanggungjawabkan
tentang siapa “St. Valentine” yang dimaksud. Ada tiga martir atau santo
(orang suci) yang berbeda dalam hal ini, yaitu seorang pastur di Roma,
seorang uskup Interamna, dan ketiga seorang martir di provinsi Romawi
Africa. Paus Gelasius sendiri menyatakan bahwa sebenarnya tidak ada hal
yang diketahui dari ketiga martir ini. Adapun 14 Februari dirayakan
sebagai peringatan santo valentines semata-mata sebagai upaya
mengungguli hari raya Lupercalica.[iii]
Hal yang sama ialah tentang kisahnya. Kisah tentang kematian martir
yang sampai kini tak pernah diketahui ujung-pangkalnya, bahkan setiap
sumber mengisahkan cerita yang berbeda. Menurut satu versi, Kaisar
Claudius II memerintahkan menangkap dan memenjarakan St. Valentine
karena menyatakan Tuhannya adalah Isa al-Masih dan menolak menyembah
tuhan-tuhan orang Romawi. Sehingga orang-orang yang mendambakan do’a St.
Valentine pun menulis surat dan menaruhnya di terali penjaranya.
Versi lainnya mengatakan bahwa Kaisar Claudius II menganggap tentara
muda bujangan lebih tabah dan kuat dalam medan peperangan daripada orang
yang menikah. Kaisar lalu melarang para pemuda untuk menikah, namun St.
Valentine melanggarnya dan diam-diam menikahkan banyak pemuda sehingga
ia pun ditangkap dan dihukum gantung pada 14 Februari 269 M.[iv]
Versi lainnya menyebutkan bahwa sore hari sebelum Santo Valentinus
akan gugur sebagai martir (mati sebagai pahlawan karena memperjuangkan
kepercayaan), ia menulis sebuah pernyataan cinta dalam sebuah kartu
kecil yang diberikannya kepada sipir penjaranya yang tertulis “Dari
Valentinusmu”.[v]
Titik Terang
Memperhatikan kisah sejarah yang disebutkan di atas, semestinya
dengan mudah bisa dipahami tentang asal muasal hari valentine yang
sedang banyak disponsori oleh media-media massa di dalam maupun luar
negeri. Terlepas dari kebenaran tulisan sejarah, peringatan ini awalnya
merupakan upacara kesyirikan, menduakan Alloh w\ dengan para dewa, yang
dilakukan setiap tanggal 15 Februari. Kemudian berkembang menjadi sebuah
perayaan resmi gereja kaum Nasrani yang dirayakan setiap tanggal 14
Februari demi menghormati kematian seorang santo bernama Valentine,
ialah tokoh Nasrani yang dianggap sebagai pahlawan agama dan sebagai
pejuang kasih sayang sebagaimana yang mereka sangka. Sehingga kemudian
hari tersebut diistilahkan dengan hari kasih sayang. Demikianlah
sebagaimana dikisahkan dalam sejarah.
Jadi, perayaan ini bukan dari Islam, bukan dari agama tauhid, bukan
dari kaum mukminin yang bertauhid dan bukan pula dari orang-orang sholih
yang telah mendahului kita. Namun musibah sebesar-besar musibah ialah,
apa yang menimpa sebagian besar umat Islam saat ini. Di mana sebagian
umat ini, menutup mata dari kenyataan sejarah di atas, bahkan terlebih
dahulu mereka menutup mata dari mempelajari agamanya. Akibatnya mereka
terjatuh atau bahkan menjatuhkan diri dalam kubangan peringatan hari
valentine dengan berbagai kemaksiatannya, kerusakan serta dosa-dosa yang
ada.
[i] The Encyclopedia Britannica, Sub Judul: Christianity
[ii] The World Book Encyclopedia, 1998
[iii] Catholic Encyclopaedia, 1908
[iv] The World Book Encyclopedia, 1998
[v] Pembahasan di atas diringkas dari: http://id.wikipedia.org/ dan sumber lainnya.
Sumber: http://alghoyami.wordpress.com
http://amininoorm.wordpress.com/2011/02/13/valentine%E2%80%99s-day-bukan-dari-untuk-islam/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar