Patah hati atau bahasa kerennya broken heart itu bisa karena dua
hal, diputusin pacar atau ditolak saat ngelamar. Tapi kalo dilihat
pergaulan zaman sekarang, sebab patah hati kebanyakan adalah karena
pacaran. Dan pacaran adalah gaul yang salah total. Kalo dilihat dari
segi apapun, pacaran lebih banyak bikin kesel hati daripada suka hati.
Status hubungan pasangan ini ga jelas, ga sah dan yang pasti ga serius.
Malah ga sedikit juga sampe melakukan hal-hal yang ga ga, misalnya aja
sex pra nikah dengan dalih kesetiaan. Hayo ngaku!!
Ketika para aktivis pacaran itu ditanya tentang keseriusan mereka
untuk merit, mereka pasti bilang, “Lihat aja nanti deh, yang sekarang
kita jalanin aja dulu.” Kok mau sih digombalin sama pacar kamu? Apalagi
mereka masih mengenakan putih-abu abu, putih biru dan ada juga yang
putih merah, mana bisa mau dan siap nikah cepet-cepet. Artinya kamu itu
sudah sejak awal bikin peluang besar untuk putus dan berlinangan air
mata. Iya kan?
Sedangkan Islam ga pernah ngajarin yang namanya aktifitas pacaran. Dan itu berarti Islam memperkecil volume patah hati yang memang perih banget kalo dirasakan.
Sedangkan Islam ga pernah ngajarin yang namanya aktifitas pacaran. Dan itu berarti Islam memperkecil volume patah hati yang memang perih banget kalo dirasakan.
Buat yang gagal melamar, bukannya aktifitas yang kamu lakukan itu
salah. Mungkin pasangan yang menolak kamu ajak menikah, memang pasangan
buat kamu dan bukan jodoh kamu. Mungkin dia hanya pelangi indah yang
cuma hanya sesaat menghiasi bumi, dia bukan bulan yang selalu setia
menemani bumi dalam mengitari matahari. Duile puitis banget ya. Inget,
Allah SWT sudah menjamin tiga hal yaitu rizki, ajal dan jodoh. Dan
jangan lupa Allah SWT juga berfirman, artinya : “Wanita-wanita yang keji
adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat
wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk
laki-laki yang baik dan laki- laki yang baik adalah untuk wanita-wanita
yang baik (pula).” (TQS. An Nuur: 26)
Resep patah hati
Kalo kamu sudah terlanjur patah hati, karena diputusin sama pacar
atau mutusin pacar setelah baca buletin ini (Amiin!). Atau karena
lamaranmu ditolak oleh akhwat atau ikhwan yang kamu incer, jangan gelap
mata, keep positive thinking. Seperti kata iklan tipi, ambil enaknya aja
ya. Kamu masih bisa memilih apa yang akan kamu lakukan kemudian. Dan
itu terserah kamu, positif atau negatif.
Kita ngasih alternatif, kalo obat hati itu ada lima, maka obat patah hati juga ada lima :
1. Jangan mendramatisir keadaan
Kalo lagi patah hati, ga perlu terlarut sampe dalem banget. Hindari suasana yang membuat kamu menjadi mellow atau melankolis. Ga usah dulu deh ndengerin lagu-lagu dengan tema patah hati, Patah hati-nya Radja atau Munajat Cinta-nya The Rock. Atau ngelakuin aktifitas lain yang malah bikin sesek hati. Wah, itu sama aja naburin garam sekarung di atas luka. Perih.
2. Putus asa itu dosa
Inget bahwa berputus asa itu dosa. Rasulullah SAW bersabda : “Dosa besar itu adalah mempersekutukan Allah, putus asa dari karunia Allah dan putus harapan dari rahmat Allah.” (HR. Al Bazzar dan Thabrani)
3. Jangan malah menyendiri
Kamu jangan menyendiri.Cari teman-teman yang bisa ngasih masukan dan support yang bisa bikin kita bangkit lagi, bukan yang malah menjerumuskan. Bukannya patah hati malah hilang, malah numpuk kayak TPA sampah.
4. Perbanyak kegiatan positif
Bayang-bayang itu semakin sering nongol apabila kita sering bengong. Biar ga sering bengong, kita harus sering bergerak. Lari marathon bisa. Nyangkul di sawah boleh. Atau kegiatan yang paling positif adalah mengaji tentang Islam, dan gabung dengan aktifitas dakwah. Insya Allah bisa ngelupain pahitnya patah hati, karena Islam itu lebih keren dari yang kita duga.
5. Bersyukur, berusaha dan doa
Kalau kamu putus dari pacar, itu berarti terbebas dari perbuatan mendekati zina. Kamu harus bersyukur. Kalo memang sudah siap nikah, nikah aja ngapain pacaran. Buktiin kamu serius. Kalo belum siap, ya jangan dipaksain nikah. Buat kamu yang ditolak saat melamar, itu tandanya Allah ngasih tahu bahwa akhwat/ikhwan itu ga matching sama kamu. Anda belum beruntung. Coba lagi. Dan jangan lupa berdoa karena Allah pasti akan kasih jalan keluar yang terbaik buat kamu. Pasti deh! (di)
===============================================
Ibnu Qayyim rahimahullâh tentang cinta yang terpuji:
“Cinta yang terpuji adalah cinta yang memberikan manfaat kepada orang yang merasakan cinta itu untuk kebahagiaan dunia dan akhiratnya. Cinta inilah yang menjadi asas kebahagiaan. Sedangkan cinta bencana adalah cinta yang membahayakan pelakunya di dunia maupun akhirat dan membawanya ke pintu kenistaan serta menjadikannya asas penderitaan dalam jiwanya.”
===================================================
“Cinta yang terpuji adalah cinta yang memberikan manfaat kepada orang yang merasakan cinta itu untuk kebahagiaan dunia dan akhiratnya. Cinta inilah yang menjadi asas kebahagiaan. Sedangkan cinta bencana adalah cinta yang membahayakan pelakunya di dunia maupun akhirat dan membawanya ke pintu kenistaan serta menjadikannya asas penderitaan dalam jiwanya.”
===================================================
Suatu hari Dzun Nun rahimahullah ditanya: “Apa tanda-tanda ikhlas?”
Ia menjawab: “Jika di dalam amalmu tidak ada keinginan untuk dipuji makhluk atau kekhawatiran akan kecaman makhluk, maka Anda adalah orang yang ikhlas, insya Allah”
(Disebutkan Abu Nu’aim dalam Hilyatul Auliya)
Para ulama sunnah sangat menjunjung tinggi muru’ah/kehormatan sampai2 di antara mereka menganggap orang yg bermesraan dg istri di muka umum sbgai orang yg tdk punya kehormatan.
“Mencium wanita, meskipun itu mahramnya di malam kebahagiannya, dengan dilihat banyak orang atau wanita lain telah menggugurkan status kehormatannya dalam agama.” (Al-Bajirami)
Ulama yang tidak mau mengamalkan ilmunya, ceramahnya akan meleset dari hati pendengarnya, seperti tetesan air yang meleset dari batu yang halus. (Malik bin Dinar)
“Tinggalkanlah perdebatan yang bisa memfitnah hati, menumbuhkan dendam, mengeraskan hati, dan menipiskan kehati-hatian dalam berbicara dan berbuat.”
(Al-Auza’i -rahimahullaah-)
Barangsiapa mencintai dunia dan senang padanya, maka perasaan takut akhirat akan tercabut dari hatinya. (Sufyan Ats-Tsauri)
“Jika Anda melihat seorang yang keras kepala, suka berdebat dan bangga pada pendapatnya sendiri, sempurnalah kerugiannya.” (Bilal bin Sa’ad)
=> disebutkan Abu Nu’aim -rahimahullah- dalam حلية الأولياء
Abu Mu’awiyyah Al-Aswad rahimahullah berkata, “Semua makhluk -yang baik maupun yang jahat- bekerja untuk mendapatkan sesuatu yg lebih kecil daripada sayap lalat.” Lalu, seseorang bertanya kepadanya, “Apa yang lebih kecil daripada sayap lalat itu?” Ia menjawab, “Dunia”.
Salah seorang tabi’in, Makhul rahimahullah berkata, “Aku pernah melihat seseorang mengerjakan shalat. Setiap kali ruku’ dan sujud ia selalu menangis. Aku “menuduhnya” berbuat riya’ dengan tangisannya itu. Kemudian, aku tidak bisa menangis (saat beribadah) selama setahun. >>> nasehat bagi kita pula agar tidak mudah menuduh orang lain berbuat riya’, walau ada “alamat” riya secara dzahir.
Orang yang beriman memiliki empat ciri, yaitu ucapannya adalah dzikir, diamnya adalah tafakkur, pandangannya adalah mengambil pelajaran, dan ilmunya adalah kebajikan. (lih: dalam Hilyatul Auliya’ li Abi Nu’aim Al-Asfahani, X/217)
Hati yang bersih di dalam baju yang kotor lebih baik daripada hati yang kotor di dalam baju yang bersih. (Abu Muslim Al-Khaulani)
Ibrahim bin Khawwas: “Obat hati ada lima: membaca Al-Qur’an dengan tadabbur, mengosongkan perut, shalat malam, menghiba kpd Allah di penghujung malam, dan bergaul dengan orang-orang shalih.”
Belajarlah niat, karena niat lebih berat daripada amal. (Yahya bin Abi katsir)
Jika seseorang mencari ilmu untuk diamalkan, ilmunya itu akan melunakkan hatinya. Jika ia mencari ilmu bukan untuk diamalkan, ilmunya itu akan menambah kesombongannya. (Malik bin Dinar)
Dulu, ada ungkapan yg menyatakan, “Tahapan pertama ilmu adalah diam. Kedua, mendengarkan dan menghafalkan. Ketiga, mengamalkan. Keempat, menyebarluaskan dan mengajarkan. (Sufyan Ats-Tsauri)
“Setiap tukang tidak bisa mengerjakan pekerjaannya dengan kecuali dengan alat. Dan alatnya Islam adalah ilmu. Jika Anda melihat orang berilmu yg tidak hati-hati terhadap ilmunya, maka Anda tidak boleh mengambil ilmu darinya. (Shalih bin Mahran)
Kami pernah mendatangi seorang ulama, lalu kami lebih suka mempelajari etikanya daripada ilmunya (lih: Hilyatul Auliya’, Abu Nua’im, III/362)
Seseorang cukup berilmu bila ia takut kepada Allah. Seseorang cukup bodoh bila ia kagum pada amalannya sendiri.(Masruq, salah seorang tabi’in)
Ilmu bukanlah apa yg dihafal, melainkan apa yang bermanfaat. (Imam Asy-Syafi’i)
Barangsiapa mencari ilmu untuk mencari ridha Allah azza wa jalla, Dia akan memberinya sesuatu yang bisa mencukupinya. (Ibrahim An-Nakha’i)
Salaf bernama Mujahid pernah berkata, “Andaikata seorang muslim tidak mendapatkan apa-apa dari saudaranya selain bahwa rasa malunya kepadanya mencegahnya dari pebuatan maksiat, niscaya hal tersebut sudah cukup baginya.”
Aku menemukan bahwa sikap menunda-nunda adalah salah satu prajurit iblis yang telah banyak membinasakan makhluk Allah (Shilan bin Farwah)
Abdullah bin Munazil pernah berkisah bahwa ketika Hamdun bin Qashshar rahimahullah dimaki-maki oleh seseorang, ia justru diam saja dan berkata, “Akhi.., betaapun Engkau menjelek-jelekkanku sejelek-jeleknya, Engkau belum menjelek-jelekkanku seperti kejelekanku di mataku sendir” (Faidah dari kitab Hilyah)
Wuhaib bin Ward pernah ditanya, “Bisakah orang yg ahli maksiat merasakan nikmatnya ibadah? Ia menjawab, “Tidak”. Bahkan orang yg memikirkan maksiat pun tidak bisa merasakannya.”
Abu Sulaiman Ad-Darani, “Kenikmatan yang dirasakan ahli ibadah dengan ibadahnya, lebih besar daripada kenikmatan yang dirasakan ahli maksiat dengan kemaksiatannya.
Orang yang berakal bukanlah orang yg mengetahui yg baik dan buruk, melainkan orang yg jika melihat kebaikan, ia mengikutinya. Jika melihat keburukan, ia menjauhinya (Sufyan bin Uyainah)
===============================================
utamakanlah sholat lima waktu.
Jika demi cinta, gunung kan kau daki dan laut kan kau sebrangi.
maka demi Alloh, masjid harus didatangi, kewajiban harus ditunaikan, sholat harus didirikan…! Mari kita menuju kemenangan dunia dan Akherat dengan selalu menjaga sholat di awal waktunya…! (Wahed Deen El Banjary)
Menyendiri lebih baik daripada berkawan dengan yang buruk, dan bergaul dengan orang shaleh lebih baik daripada menyendiri. Berbincang-bincang yang bermanfaat lebih baik daripada berdiam, dan berdiam adalah lebih baik daripada berbincang yang buruk (HR. Al-Hakim)
Teman sejati mau mengerti saat kita berkata “aku lupa”, menunggu selamanya saat kita berkata “tunggu sebentar”, tetap tinggal saat kita berkata “tinggalkan aku sendiri”, dan membukakan pintu meski kita belum mengetuk dan berkata “bolehkah aku masuk?” (www.alsofwah.or.id)
Pandanglah ke depan untuk menyambut hari esok, tengoklah ke belakang untuk mengoreksi diri. Usahakan yang terbaik semampu dirimu agar tak menyesal di kemudian hari. Semoga istiqomah! (www.majalah-elfata.com)
Untuk apa menghiba cinta/perhatian/belas kasihan dari manusia, pasti tak ada gunanya. Cukuplah menghiba kepada Allah, tak dikecewakan. -K. H. Abdullah Gymnastiar—
Ibnul Qayyim berkata: “Kebanyakan anak menjadi rusak adalah disebabkan orang tuanya, karena tidak adanya perhatian kepada mereka, serta tidak diajarkan kepada mereka kewajiban-kewajiban agama dan sunnah-sunnahnya.”
Jika sedang sendiri janganlah merasa sepi, ada Allah yang mengawasi. Jika sedih jangan dipendam dalam hati, ada Allah tempat berbagi. Jika susah jangan menjadi pilu, ada Allah tempat mengadu. Jika gagal janganlah putus asa, ada Allah tempat meminta. Jika bahagia janganlah menjadi lupa, ada Allah tempat memuja. Ingatlah Allah selalu, niscaya Allah akan mengingatmu. (www.alsofwah.or.id)
“Jika Allah menahan pemberian-Nya padamu, maka pahamilah bahwa itu adalah suatu (kemuliaan) untukmu selama kau pertahankan keislaman dan keimananmu, higga segenap apa yang dilakukan Allah kepada dirimu menjadi karunia pula kepadamu”.(Ibnu Athaillah)
“orang yang mendalam cintanya pada al-quran, tidak akan ada tempat dihatinya untuk mengandrungi musik dan nyanyian.”
-Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah rahimahullaahu Ta’aalaa dalam kitabnya, Ighootsatul Lahfan
Ketika kesalahan tak sengaja dilakukan. Ketika beban dosa terasa menghimpit badan. Ketika rasa bersalah mengalir ke seluruh pembuluh darah. Ketika penyesalan menenggelamkan diri dalam air mata kesedihan. Apa yang dapat dilakukan untuk meringankan beban jiwa ini? Rasulullah bersabda, “Ikutilah kesalahan dengan amal baik, niscaya ia akan menghapus dosa-dosamu.”
Jikalau kalbu mencintai dunia melebihi cinta kepada akherat maka keimanan seseorang akan melemah dan pada akhirnya akan merasa berat untuk menjalankan ibadah. (www.majalah-elfata.com)
Jangan cemas dan jangan berputus asa jika saat ini engkau sedang mengalami kesulitan hidup. Seberat dan sesulit apapun kesulitan yg sedang kau hadapi pasti ada jalan keluarnya.
Hadapilah semuanya dgn tenang dan yakin sepenuhnya bahwa Allah pasti akan memberi jalan keluar.
Yakinlah..PertolonganNya akan segera datang,
Dan…. Kesabaran adalah pembuka jalan bagi tibanya pertolongan Allah..
===============================================
Duhai diri…Di POSISI manakah HIDUP ingin kau AKHIRI?…
> Sedang MENGINGAT Allah, atau saat LALAI pada-Nya?
> Saat menjalankan AMANAH, atau saat mengKHIANATI-Nya?
> Saat TERSENYUM BAHAGIA, atau SEDIH MERANA?
Ingatlah Pesan Nabi saw. “Orang yang cerdas adalah orang yang selalu melakukan introspeksi diri dan beramal untuk menyiapkan hari setelah kematiannya” (HR. Tirmidzi
===============================================
Ibnu Qayyim rahimahullâh tentang cinta yang terpuji:
“Cinta yang terpuji adalah cinta yang memberikan manfaat kepada orang
yang merasakan cinta itu untuk kebahagiaan dunia dan akhiratnya. Cinta
inilah yang menjadi asas kebahagiaan. Sedangkan cinta bencana adalah
cinta yang membahayakan pelakunya di dunia maupun akhirat dan membawanya
ke pintu kenistaan serta menjadikannya asas penderitaan dalam jiwanya.”===============================================
Berjilbab adalah perintah Allaah kepada semua muslimah, memiliki niat untuk berjilbab adalah mulia, tapi harus dilaksanakan sesuai tata cara-Nya.
“mau model apa aja yang penting saya pake jilbab” kedengarannya seperti “mau 1,2, atau 3 raka’at yang penting saya shalat shubuh”
Bisakah seperti itu?
Berjilbablah sebagaimana yang dicontohkan oleh para istri2 Rasulullaah dan shahabiyyat, in syaa’Allaah lebih selamat dunia akhirat.
===============================================
Referensi :
Sumber: ISLAMUDA
http://amininoorm.wordpress.com/2011/11/12/obat-patah-hati/
http://www.facebook.com/MuslimTeenagers
http://gugundesign.wordpress.com/2008/01/10/merasa-cukup-dengan-alloh-2/
http://www.facebook.com/Toko.Imam.Muslim http://gugundesign.wordpress.com/2008/01/10/merasa-cukup-dengan-alloh-2/
http://www.facebook.com/MuslimTeenagers
===================================================
Hasan Al Basri pernah ditanya “ Pria manakah yang engkau suruh untuk aku menikahkannya dengan putriku ?”. Hasan Al Basri menjawab : “ Nikahkanlah ia dengan pria yang beriman (dan bertakwa) karena bila ia mencintainya maka ia akan memuliakannya. Dan bila ia tidak mencintainya maka dia tidak akan mendzaliminya
Jika orang lain merasa cukup dengan dunia, maka hendaknya engkau merasa cukup dengan Alloh. Jika mereka berbangga dengan dunia, maka berbanggalah engkau dengan Alloh. Jika mereka merasa tenang dengan orang-orang yang mereka cintai, maka jadikanlah ketenanganmu dengan Alloh. Jika mereka berusaha mengenal dan mendekati raja-raja dan para pembesar mereka untuk meraih kemuliaan dan derajat yang tinggi, maka usahakanlah mengenal dan mencintai Alloh niscaya engkau mendapatkan puncak kemuliaan dan derajat yang tinggi.
“Aku tidak pernah mengetahui ada seorang yang mendengar tentang surga dan neraka kemudian waktu yang dia miliki tidak dia gunakan untuk mentaati Alloh, berdzikir, sholat, membaca al-Qur’an atau berbuat baik.”
Lalu seorang lelaki berkata kepadanya:
“Sesungguhnya aku banyak menangis.”
“Sesungguhnya jika engkau tertawa sedangkan engkau mengakui kesalahanmu, maka hal itu lebih baik dari pada engkau menangis namun engkau mengungkit-ungkit amalanmu. Karena orang yang suka mengungkit amalannya, maka amalannya tidak akan naik melampaui kepalanya.”
Maka lelaki tadi berkata:
“Berikanlah aku nasihat.”
“Tinggalkanlah dunia untuk ahli dunia, sebagaimana mereka meninggalkan akhirat untuk ahli akhirat. Jadilah engkau di dunia ini seperti lebah, jika engkau makan, engkau makan sesuatu yang baik, jika engkau memberi makan, engkau memberi makan sesuatu yang baik dan jika engkau jatuh di suatu tempat, engkau tidak akan merusak dan merobeknya.
Diterjemahkan dari kitab “al-Fawaaid” karya al-Imam Ibnu Qoyyim al-Jauziyyah rohimahulloh, cetakan Daarul ‘Aqiidah halaman 113.
===================================================
“Setiap buku yang berisi penyelisihan terhadap As-Sunnah tidak boleh dilihat dan dibaca. Bahkan yang diizinkan dalam syariat adalah menghapus dan memusnahkan buku tersebut (Ibnul Qoyyim)
Adalah generasi salaf melarang dari bermajelis dengan ahlul bid’ah, melarang melihat buku-buku mereka, dan melarang mendengar ucapan mereka.”” (Al-Adabus Syar’iyyah, 1/251)
buku-buku yang mengandung kedustaan dan bid’ah wajib untuk dimusnahkan dan dipunahkan. Bahkan memusnahkannya lebih utama daripada menghancurkan alat-alat musik serta bejana-bejana yang berisi khamr. Karena bahaya buku-buku ini lebih besar daripada bahaya alat-alat musik. (Ibnul Qoyyim)
“Dan bertanyalah kepada orang-orang yang berilmu (ulama), jika kalian tidak mengetahui.” (Al-Anbiya: 7)
“Serulah manusia kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan nasehat yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik.” (An-Nahl: 125)
===============================================
-Rasulullah bersabda: ‘Barang siapa yang bersedekah senilai satu butir kurma dari penghasilan yang halal (dan tidak ada sedekah yang naik dilaporkan kepada Allah kecuali dari penghasilan/harta yang halal) maka Allah akan menerima dengan tangan kanan-Nya lalu merawatnya untuk kalian, sebagaimana kalian merawat anak kudanya. Akhirnya, pahala sedekah tersebut menjadi semisal gunung.‘
http://www.facebook.com/Ulumul.Quran