Jumat, 23 Mei 2014

KONFLIK-FRUSTASI

    Konflik:
        Dlm kenytaannya dorongan” /kebutuhan” sllu muncul satu persatu, ttpi sering muncul dua kebutuhan atau lebih pda saat yg sama.
Keadaan munculnya dua kebutuhan  atau lebih pd saat yg bersamaan ini disebut “konflik”.
1.   konflik Approach-Approach (+/+)
      Dua kebutuhan/ lebih yg muncul bersamaan ttpi keduanya mempunyai nilai positif bg individu
2.  Konflik Approach-Avoidance ( +/- )
   Satu kebutuhan yg muncul mempunyai nilai yg (+) dan satunya mempunyai nilai (-) yg dtg bersamaan
3.   Konflik Avoidance-Avoidance ( -/- )
      Apbl kedua kebut. ( > ) yg muncul b.smaan semuanya m.punyai nilai (-)  bg individu
4.  Konflik Multiple approach-avoidance
      Apbl muncul > dari dua kebut. yg m.punyai nilai2 ( + ) dan ( - ) seXgus bg individu
Faktor-faktor yg mempengaruhi Kuat lemahnya konflik:
Bobot kebutuhan yang timbul
  Bila kedua2nya sngt penting, mk konflik yg tjd   akan   semakin kuat
Waktu tibanya insentif
  Makin dkt jarak dtgnya insentif, makin kuat   konflik terasa
Biasanya konflik avoidance-avoidance terasa > kuat   drpd konflik approach-approach
Besarnya insentif
  Semakin bsr insentif akan semakin kuat konflik yg   dirasakan
Frustasi :
                        Bila muncul suatu kebutuhan / dorongan u/ bertindak ttpi krn ssuatu hal
mka kebutuhan tdk dpt terpenuhi  / dorongan utk bertindak terhambat, mk akan timbul situasi yg disebutfrustasi”.
Frustasi dpt berarti suatu kebutuhan yg tdk terpenuhi / pemenuhan suatu kebutuhan itu terttunda.
Biasanya scr teknis keadaan yg pertama disebut frustasi dan keadaan kedua disebutprivasi”.
Faktor-faktor penyebab frustasi:
Hambatan fisik individu
  Biasanya berarti karena untuk memenuhi kebutuhan itu   fisik individu terlalu lemah atau karena hal-hal lain   misalnya cacat/sakit sehingga keadaan fisik tidak   mendukung
Keadaan fisik diluar diri individu
  Misalnya ada larangan tertentu atau hal-hal sederhana   seperti terkunci dalam ruangan, dibawa pergi oleh   seseorang
Hilangnya rangsang untuk memperkuat timbulnya kebutuhan
  Dilakukan tindakan yang kurang tepat sehingga   kebutuhan tidak terpen
Perlakuan dan reaksi individu dalam menghadapi frustasi:
 
Hipotesis frustasi-agresi
  Frustasi erat kaitannya dengan hambatan untuk bertindak.
Bila individu ingin melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan tertentu tetapi entah karena dirinya sendiri atau karena lingkungannya ia tidak dapat bertindak sesuai dengan yang ia inginkan, maka energy yang sudah disiapkan akan cenderung dimanifestasikan dalam bentuk tindakan agresif.
Frustasi dan mekanisme pertahanan diri
  Para psikoanalis berpendapat bahwa frustasi merupakan suatu kondisi yang bisa mengancam eksistensi ego seseorang. Oleh karena itu dalam menghadapi frustasi tidak mengherankan kalau seseorang memperlihatkan pola-pola perilaku untuk mempertahankan egonya.
Ada beberapa bentuk mekanisme pertahanan diri:
Represi
  Individu berusaha menekan pengalaman-pengalaman yang tidak menyenangkan kealam bawah sadarnya. Ia berusaha melupakan (motivated forgetting) hal-hal yang telah menyebabkan ia frustasi, sehingga ia tampak dapat berfungsi normal kembali.
Regresi
  Individu bertingkahlaku seperti anak kecil, minta perhatian dengan merayu atau marah-marah. Karena tingkah lakunya diharapkan orang lain akan menghiburnya seperti menghibur anak kecil atau lebih memperhatikan
Rasionalisasi
  Individu berusaha menalar situasi frustasinya selogis mungkin, ia berkata :”buat apa ijazah sarjana? Keberhasilan kita tidak hanya ditentukan oleh selembar kertas”.
Proyeksi
  Individu berusaha melemparkan penyebab frustasinya kepada orang lain, misalnya:”Ibu Umi dari dulu memang tidak suka padaku, nilai psikologiku buruk terus”.
Reaksi formasi
  Bila frustasi menimbulkan rasa benci terhadap sesuatu dan rasa benci ini sulit ditolerir oleh oleh nilai-nilai moral yang ada sehingga menimbulkan kecemasan, oleh karena itu reaksi yang diperlihatkan adalah kebalikan dari rasa benci, misalnya amat ramah atau menunjukkan cinta kasih dan biasanya agak berlebihan
Sublimasi atau displacement
  Suatu motif yang tidak terpenuhi kemudian diarahkan kepada saluran lain. Seseorang yang frustasi karene tidak tercapai cita-citanya menjadi dokter, kemudian ia memperbanyak terlibat dalam kegiatan-kegiatan social atau mengambil pendidikan sebagai ahli kesehatan masyarakat.
  Mekanisme pertahanan diri bukanlah pola perilaku yang negative, bahkan amat diperlukan oleh individu agar dapat mengembangkan kepribadian yang sehat.
  Kita bisa membayangkan bagaimana jadinya kalau manusia tidak memiliki mekanisme pertahanan diri dalam menghadapi frustasi tetapi jika perilaku tersebut terus menerus dilakukan akan menimbulkan situasi yang kurang sehat sehingga individu membutuhkan pertolongan seorang ahli atau psikolog.
Frustasi dan apati
  Tidak semua orang bereaksi dengan cara yang sama pada frustasi. Untuk sementara orang keadaan frustasi yang cukup mendalam bisa mengakibatkan seseorang terus merasakan tak berdaya.
  Ketidakberdayaan ini membawa individu tersebut merenungi dirinya sendiri yang akibatnya mengucilkan diri, sehingga keadaan seperti ini disebutapatidan menarik diri atau withdrawal. 
Selamat
belajar
See you next

Tidak ada komentar:

Posting Komentar