Jumat, 20 Desember 2013

PENGARUH ZAT GIZI PADA KUKU, KULIT DAN MATA





MAKALAH

PENGARUH ZAT GIZI PADA KUKU, KULIT DAN MATA

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah penilaian status gizi

Dosen Pengampu : Hendi Hendarman.






 













Disusun Oleh :

Fauziyah

P2.06.31.2.12.002


KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA

PRODI D-III GIZI CIREBON

2012-2013


KATA PENGANTAR


Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah Penilaian Status Gizi dengan judul “pengaruh zat gizi pada kuku, kulit dan mata”  ini tepat pada waktunya.
Dalam menyelesaikan makalah ini, penyusun banyak memperoleh bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penyusun ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1.      Bapak Hendi Hendarman.   , selaku dosen mata kuliah Penilaian Status Gizi
2.      Orang tua tercinta yang selalu mendukung, mendoakan dan memberikan bantuan baik moril maupun materil.
3.      Seluruh teman – teman yang telah banyak membantu penyusun.

Jika dalam penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan, untuk itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya laporan ini. Penyusun berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya

Cirebon, Desember 2013


                                                                        
Penyusun



DAFTAR ISI

Kata pengantar.......................................................................................................... i
Daftar isi.................................................................................................................. ii
Bab I Pendahuluan................................................................................................... 1
1.1  Latarbelakang........................................................................................... 1
1.2  Tujuan....................................................................................................... 1
Bab II Isi.................................................................................................................. 2
2.1 Kelaianan pada kuku................................................................................ 2
2.2 Kelaianan pada kulit................................................................................. 4
2.3 Kelaianan pada mata ................................................................................ 8
Bab III Penutup..................................................................................................... 12
3.1 Kesimpulan............................................................................................. 12
3.2 Saran....................................................................................................... 12
Daftar Pustaka


BAB I

PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Hal-hal yang sangat berpengaruh itu di antaranya kebudayaan , sosial, keluarga, pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat perkembangan.
Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan. Hal ini terjadi karena kita menganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan secara umum.
Kesehatan merupakan hal yang normal dari suatu keadaan tubuh, baik dalam susunan, stuktur, ataupun fungsinya. Tapi apabila ada yang kurang normal baik dalam bentuk, ukuran, dan fungsinya itu dapat dikatakan kelainan. Kelainan dapat terjadi pada semua bagian tubuh. Makhluk hidup mempunyai panca indra, yaitu indra penglihatan (mata), indra perasa (mulut), indra pendengaran (telinga), indra penciuman (hidung), indra peraba (kulit). Keadaan yang normal merupakan keadaan yang diharapkan oleh setiap makhluk hidup. Dalam makalah ini akan dibahas tentang kelainan pada kuku, kulit, dan mata.
1.2  Tujuan
1.2.1        Untuk mengetahui pengertian dari kelainan
1.2.2        untuk mengetahui macam macam kelainan pada kuku, kulit dan mata
1.2.3        Untuk mengetahui pengaruhnya kekurangan zat gizi pada kuku, kulit, dan mata


BAB II
ISI


2.1 Kelainan pada kuku


Kuku merupakan salah satu bagian yang penting dari tubuh kita. Kuku terbuat dari struktur protein keras yang disebut keratin. Kuku membantu dalam meningkatkan gerakan jari dengan menerapkan tekanan pada jari. Tekanan ini membantu dalam meningkatkan sentuhan dan sensitivitas ujung jari. Kuku juga rentan terhadap berbagai penyakit dan gangguan.

Kuku mempunyai 2 fungsi utama. Fungsi pertama yang diketahui secara umum ialah sebagai pelindung dari ujung jari. Fungsi keduanya yang juga sangat penting adalah memberi sensitifitas daya sentuh. Pada ujung jari terdapat banyak reseptor yang berfungsi untuk menghantarkan rangsang sentuh saat kita menyentuh suatu objek sehingga kita dapat merasakan bersentuhan dengan objek yang kita sentuh. Kecepatan pertumbuhan kuku rata- rata 1 mm / minggu. Pembaruan total kuku jari tangan : 170 hari dan kuku kaki: 12- 18 bulan.
2.1.1 Koilonikia
Koilonikia atau disebut juga spoon nails yaitu bentuk normal bagian tengah Lempeng Kuku menjadi datar atau cekung dengan pinggir lateral dan distal menghadap ke atas, sehingga bentuk kuku seperti sendok. Lempeng Kuku dapat menebal atau menipis.
Koilonikia dapat merupakan kelainan yang didapat atau merupakan kelainan yang diturunkan. Pada anak usia 1 atau 2 tahun pertama dapat dijumpai bentuk Lempeng Kuku seperti ini, yang pada beberapa kasus menetap sampai dewasa tanpa adanya kelainan familial.
Tipisnya kuku dihubungkan dengan status nutrisi yang buruk (anemia defesiensi besi) dan kurangnya intake asam amino yang mengandung sulfur.

2.1.2 Onikomadesis
Sinonim: defluvium unguium, Onikomadesis yaitu terlepasnya Lempeng Kuku secara sempurna mulai dari bagian proksimal atau dari dasar kuku.Dikatakan kelainan ini terjadi akibat terhentinya pembentukan keratin oleh matriks. Onikomadesis dapat bersifat familial atau didapat.
2.1.3 Kutikula Kuku
Tentu vitamin E cenderung dengan perawatan tubuh para wanita. Tidak lepas dari itu, kutikula kuku pun merupakan salah satu hal yang bisa akibat tidak merawat kuku dengan benar. Biasanya mencegahnya dengan perawatan manicure dan pedicure. Namun cara itu cukup mahal untuk beberapa orang walau hanya untuk perawatan kuku. Cara paling murah banyak bisa dilakukan. Seperti menggunakan krim kutikula. Dimana krim tersebut mengandung vitamin E. Dengan mengoleskan krim tersebut ke kuku dan memijatnya sebentar. Selain itu minyak zaitun juga bisa mengganti krim kutikula, yang mana mengandung vitamin E ini bisa dioleskan ke kuku.
2.1.4 Leuconychia
Beau Garis kuku yang ditandai dengan garis horizontal sel gelap dan depresi linier. Gangguan ini dapat disebabkan oleh trauma, penyakit, kekurangan gizi atau kondisi metabolik utama, kemoterapi atau peristiwa merusak lainnya, dan merupakan hasil dari gangguan dalam pembentukan protein dari lempeng kuku. Mencari diagnosis dokter.
2.1.5 Paronychia Infeksi
Infeksi bakteri Pseudomonas dapat terjadi antara lempeng kuku alami dan kuku, dan / atau antara lapisan kuku buatan dan lempeng kuku alami. Banyak orang telah dituntun untuk percaya bahwa perubahan warna 'hijau' klasik dari jenis infeksi beberapa jenis cetakan. Pada kenyataannya, cetakan bukan patogen manusia. Perubahan warna ini hanyalah sebuah produk sampingan dari infeksi dan disebabkan terutama oleh senyawa besi. Pseudomonas berkembang di tempat-tempat lembab, melainkan feed dari jaringan mati dan bakteri dalam lempeng kuku, sedangkan tingkat kelembaban memungkinkan untuk tumbuh. Setelah efek infeksi ini akan menyebabkan lempeng kuku untuk menggelapkan dan melembutkan bawah lapisan buatan. Semakin gelap warna ini, lebih dalam ke lapisan lempeng kuku bakteri telah melakukan perjalanan. Jika bakteri telah memasuki antara lempeng kuku dan dasar kuku, maka akan menyebabkan perubahan warna yang sama dan juga dapat menyebabkan lempeng kuku untuk mengangkat dari kuku.
2.2.6        Terry’s nails.
Terdapat pada pasien dengan sirosis dan dianggap berhubungan dengan hipoalbuminemia. Seluruh ujung kuku proksimal berwarna putih sebagai akibat perubahan pada dasar kuku, sedang 1 atau 2 mm distal kuku sering berwarna merah muda.

2.2 Kelainan pada kulit
Kulit merupakan salah satu bagian penting dari tubuh yang dapat melindungi tubuh dari berbagai kuman atau trauma, yang mana perawatan kulit seperti mandi bermanfaat untuk menghilangkan atau membersihkan bau badan, keringat dan sel yang mati, serta merangsang sirkulasi darah, dan membuat rasa nyaman.Kulit manusia dapat mengalami gangguan karena berbagai sebab. Beberapa kelainan dan penyakit pada kulit, sebagai berikut.

2.2.1 Psoriasis
Penyakit psoriasis merupakan penyakit seperti eksim seperi ruam yang kemerahan yang disertai sisik-sisik putih. Faktor genetik lebih membawa penyakit ini kepada penderitanya. Agak sulit diobati penyakit ini. Namun dengan meningkatkan imunitas tubuh dengan makanan bergizi bisa memperbaiki kulit rusak ini. Tentu dengan mengkonsumsi suplemen vitamin E dan terkena sinar matahari juga. Perlu diingat juga agar terpapar sinar matahari tidak terlalu lama karena dapat memperburuk penderita penyakit kulit ini.
2.2.2 Kulit berminyak
kulit berminyak terjadi karena selaput lendir pada kulit tidak bekerja sebagaimana mestinya saat tubuh tidak mendapatkan vitamin B2 yang cukup. Kulit mengeluarkan minyak dari kelenjarnya karena merespon keadaan lingkungan yang tidak baik untuk melindungi kulit. Karena mencegah juga dari kulit bersisik, kasar, dan mudah terluka. Jadi hal ini wajar, namun lebih baik ditanggulangi dengan mengkonsumsi vitamin B2. Produksi minyak berlebih pada kulit juga menciptakan rasa terlalu panas pada tubuh.
2.2.3 Kulit kering, kasar dan bersisik
Kulit kering merupakan salah satu akibat kekurangan vitamin E. Akibat radikal bebas, sinar ultraviolet matahari, menyebabkan sel kulit cepat mati. Sehingga kulit menjadi tipis dan kering. Dengan konsumsi vitamin E dan perawatan kulit bisa mencegahnya. Vitamin E ini membantu kulit untuk meregenerasi kembali sel kulit yang telah mati. Sayangnya konsumsi secara normal sumber makanan alami sulit membuat kebutuhan vitamin E terpenuhi. Karena memang tubuh tidak menyerap seutuhnya vitamin E pada makanan yang sudah sedikit jumlahnya. Untuk itulah dibutuhkan suplemen vitamin E dosis tinggi agar vitamin E dapat diserap dan digunakan untuk mencegah kulit kering.
Kulit kering bisa terjadi akibat dari kekurangan vitamin C pada tubuh. Pada saat kulit kering, tentu tubuh dalam keadaan tidak fit atau lelah. Ditandai dengan pada saat kulit digaruk dengan kuku maka akan terbentuk garis putih dan pada sela – sela jari kaki terlihat banyak kerutan seperti keriput .
2.2.4 Kulit memar
Kulit yang mudah memar dan membutuhkan waktu yang lama untuk pulih, bisa menjadi indikasi kekurangan vitamin C. Lambatnya penyembuhan luka ringan secara alami oleh tubuh juga menunjukkan bahwa kadar vitamin C dalam tubuh kurang memadai.
2.2.5 Kulit Keriput
Kekurangan vitamin E tentu bisa menyebabkan kulit keriput. Sayangnya kulit keriput ini merupakan akumulasi akibat defisiensi vitamin E. Konsumsi harian melalui sumber makanan alami itu hanya mampu memenuhi kebutuhan 10-20 IU. Sedangkan anda bisa memenuhi dengan konsumsi suplemen vitamin E kadar 100 IU sampai 300 IU. Kerutan ini bisa terjadi pada mata, lekukan pada tangan, dan lainnya. Kulit sehat sendiri adalah kulit yang lembab dan terjaga elastisitas. Sehingga keriput pun bisa diatasi dengan mengkonsumsi vitamin E atau kosmetik yang mengandung vitamin E.
2.2.6 Penyakit Kuning
Kuning pada telapak kaki dan tangan biasanya akibat tingginya pigmen karoten (carotene) di tubuh, atau disebut carotenemia. Karoten adalah pigmen yang dihasilkan oleh tanaman yang menyebabkan sayur dan buah berwarna kuning atau oranye. Namun karoten juga terdapat di sayuran berwarna hijau. Semakin gelap warna hijaunya, semakin tinggi karotenenya. Karoten ini merupakan sumber utama vitamin A. Penyerapan karoten di usus akan meningkat pada makanan yang sudah dimasak dan sudah dilembutkan (puree) karena pengolahan tersebut menghancurkan serat. Karotenpun diserap lebih cepat dan banyak. Biasanya karotenemia ditemukan pada bayi dan anak kecil karena makanan mereka masih lembut. Dan kondisi ini disebabkan oleh konsunsi makanan tingi karoten, seperti wortel, ubi kuning, labu kuning, dan lain-lain.
Vitamin memang akan disimpan dalam hati (tidak larut dalam air), sehingga bayi atau anak yang mengonsumsi vitamin A berlebihan akan membebani kerja hati. Sekalipun begitu, kemampuan hati untuk menyimpan vitamin A sangat besar. Jadi pada umumnya karotenemia tidak menimbulkan efek yang merugikan. Kelebihan vitamin A yang menyebabkan keracunan baru akan terjadi jika seseorang mengonsumsi wortel sampai 2 kg per hari atau 1200 buah jeruk dalam waktu 6 minggu.
Gejala : kuning pada kulit bayi Anda biasanya akan menghilang sekitar 2-6 minggu setelah stop mengonsumsi sumber karoten. Setelah itu Anda boleh memberikan wortel lagi asal tidak setiap hari karena mungkin  sudah mendapatkan vitamin A dari sumber lain, seperti telur, susu, mentega, sayuran berwarna hijau (misalnya bayam dan brokoli) serta buah-buahan lainnya.
Penyebab : Kelebihan beta karoten dalam darah dapat menyebabkan kulit jadi kuning, dimulai dari telapak tangan, telapak kaki dan bagian tubuh lainnya. Bedanya dengan penyakit kuning akibat penyakit hati adalah pada bagian putih mata (sklera) bayi tidak menjadi kuning. Sementara pada anak yang menderita penyakit hati, bagian putih matanya akan tampak kuning. Warna kuning ini mencolok di telapak tangan, telapak kaki, dan lipatan bibir hidung. Mata tidak akan berwarna kuning sehingga bisa dibedakan dengan kuning akibat penyakit hati. Kondisi ini sifatnya ringan, tidak berbahaya, tidak menimbulkan komplikasi apapun dan akan membaik dengan mengubah pola diet.

Mata adalah salah satu indera kita yang paling penting. Dengannya kita bisa mengetahui keadaan lingkungan dan alam semesta. Mata sebagai indera penglihatan harus berfungsi dengan baik, karena mata sangat berguna untuk kegiatan kita sehari-hari. Sebaliknya, kelainan pada mata dapat mempengaruhi aktifitas dan kebiasaan kita pada lingkungan sekitar.
2.3.1 Rabun Senja
Rabun senja atau nyctalopia atau hemeralopi adalah gangguan penglihatan kala senja atau malam hari atau dalam cahaya redup. Rabun senja juga sering disebut rabun ayam, karena ayam tidak dapat melihat jelas saat senja atau malam hari. Rabun senja terjadi karena adanya kerusakan pada sel retina yang seharusnya dapat bekerja saat melihat benda/objek dengan cahaya yang kurang atau redup. Penyebab terjadinya rabun senja antara lain; katarak, rabun jauh, pemakaian obat-obatan tertentu, kekurangan vitamin A (walaupun sangat jarang), bawaan dari lahir, mata minus dll. Penderita rabun senja dapat menyebabkan masalah dengan mengemudi di malam hari, kesulitan melihat bintang, berjalan di ruangan/tempat yang gelap dll. Rabun senja dapat dikurangi dengan mengkonsumsi suplemen vitamin A atau jika sangat mengganggu penglihatan secara signifikan, maka sangat penting untuk memeriksakan diri ke dokter spesialis mata. Agar diketahui penyebabnya dan dapat segera diperbaiki, misalnya dengan kacamata atau pengangkatan katarak.
2.3.2 Rabun Jauh (myopi)
Rabun jauh adalah kebalikan dari rabun dekat, mata dengan lensa terlalu cembung atau bulat mata terlalu panjang. Rabun jauh adalah ketidakmampuan mata untuk melihat dalam jarak yang jauh. Bayangan yang dihasilkan akan jatuh didepan retina. Penderita rabun jauh dapat menggunakan kacamata berlensa cekung atau negatif. Lensa cekung akan menempatkan kembali bayangan tepat dititk retina, sehingga mata dapat melihat benda yang jauh. Siapa yang bisa terkena rabun jauh? Mereka yang : memiliki keturunan orang tuanya yang juga penderita miopia, kurang asupan makanan bergizi terutama makanan yang mengandung vitamin A, memiliki kebiasaan buruk melihat benda dengan jarak yang sangat dekat misalnya melihat televisi terlalu dekat, membaca terlalu dekat dan kurang cahaya dll.
3.3.3 Xeroftalmia
Xeroftalmia adalah istilah yang menerangkan gangguan kekurangan vitamin A pada mata, termasuk terjadinya kelainan anatomi bola mata dan gangguan fungsi sel retina yang berakibat kebutaan. Xeroftalmia berasal dari bahasa latin berarti mata kering karena terjadinya kekeringan pada selaput lendir (konjungtiva) dan selaput lendir (kornea) mata.Sebelum terdeteksi menderita xeropthalmia, biasanya penderita akan mengalami buta senja. Gejala xeropthalmia terlihat pada kekeringan pada selaput lendir (konjungtiva) dan selaput bening (kornea) mata. Kekeringan berlarut-larut menyebabkan konjungtiva menebal, berlipat-lipat, dan berkerut. Selanjutnya pada konjungtiva akan tampak bercak putih seperti busa sabun (bercak Bitot).Selanjutnya, kornea akan melunak dan terjadi luka (tukak kornea). Jika kornea telah putih atau bola mata mengempis terjadi kebutaan permanen yang tak bisa dipulihkan lagi.

Penyebab atau Etiologi
Xeroftalmia disebabkan oleh kekurangan vitamin A yang dipicu oleh kondisi gizi kurang atau buruk. Kerap terjadi pada bayi lahir berat badan rendah, gangguan akibat kurang yodium (GAKY) serta anemia gizi ibu hamil. Kelompok rentan xeroftalmia adalah anak dari keluarga miskin, anak di pengungsian, anak di daerah yang pangan sumber vitamin A kurang, anak kurang gizi atau lahir dengan berat badan rendah, anak yang sering menderita penyakit infeksi (campak, diare, tuberkulosis, pneumonia) serta cacingan serta anak yang tidak mendapat imunisasi serta kapsul vitamin A dosis tinggi.
Defisiensi vitamin A awalnya merupakan ancaman yang tidak terlihat, yang apabila tidak ditangani dapat menyebabkan hilangnya penglihatan seseorang terutama pada anak-anak. Dampak selanjutnya adalah ketika mereka tidak lagi bisa melihat pada cahaya yang suram dan akan menderita penyakit yang disebut night blindness (buta senja) atau xerophthalmia.Apabila penderitaan terus berlanjut konjangtiva dan cornea mata menjadi kuning) kemudian muncul bercorak pada kornea dan selanjutnya berakibat pada kebutaan yang permanen.
Penyebab utama kekurangan vitamin A adalah asupan zat gizi vitamin A (preformed retinol) atau prekursor vitamin A yang tidak mencakupi peningkatan kebutuhan vitamin A pada kondisi fisiologis dan patologis tertentu, penyerapan yang kurang kehilangan karena diare sering merupakan penyebab kekurangan vitamin A.
3.3.4        Xerosis Konjungtiva
Bila buta senja terus terjadi dan konsumsi vitamin A sangat rendah bahkan tidak ada dalam kehidupan sehari-hari akan terjadi bagian putih mata akan kering, kusam, tak bersinar (Xerosis Konjungtiva-X1A). Keadaan ini bisa dilihat dengan jelas ketika mencoba membuka sedikit mata anak dan melihat bagian putihnya akan terlihat jelas bagian putihnya kering, kusam dan tak bersinar dan sedikit kotor.
Tanda-tanda:
a.         Selaput lendir bola mata tampak kurang mengkilat atau terlihat sedikit kering, berkeriput, dan berpigmentasi dengan permukaan kasar dan kusam
b.        Orang tua sering mengeluh mata anak tampak kering atau berubah warna kecoklatan.
3.3.5        Xerosis Konjungtiva dan Bercak Bitot
Tanda-tanda :
a.         Tanda-tanda xerosis konjungtiva disertai bercak bitot yaitu bercak putih seperti busa sabun terutama di daerah celah mata sisi luar.
b.         Bercak ini merupakan penumpukan keratin dan sel epitel yang merupakan tanda khas pada penderita xeroftalmia, sehingga dipakai sebagai kriteria penentuan prevalensi kurang vitamin A dalam masyarakat.
Dalam keadaan berat :
a.         Tampak kekeringan meliputi seluruh permukaan konjungtiva
b.         Konjungtiva tampak menebal, berlipat-lipat dan berkerut
c.         Orang tua mengeluh mata anaknya tampak bersisik.




BAB III
PENUTUP
3.1 kesimpulan
Dari makalah ini yang berjudul tentang “pengaruh zat gizi pada kuku,kulit dan mata” dapat disimpulkan bahwa, kelainan adalah suatu ketidak normalan pada apa saja (salah satu anggota tubuh) baik pada bentuk, struktur maupun fungsinya.
Yang termasuk kelainan pada kuku diantaranya adalah Koilonikia , Onikomadesis, Leuconychia, Paronychia Infeksi, Kutikula Kuku, Terry’s nails, umumnya dipengaruhi oleh mineral. Kelainan pada kulit adalah Penyakit Kuning, Kulit Keriput, Kulit memar, Kulit kering, kasar dan bersisik, Psoriasis, Kulit berminyak, umumnya dipengaruhi oleh vitamin K.  kelainan pada mata, Rabun Senja, Rabun Jauh (myopi),  Xeroftalmia, Xerosis Konjungtiva, Xerosis Konjungtiva dan Bercak Bitot umumnya dipengaruhi oleh defisiensi vitamin A.
3.2   Saran
Semoga makalah ini dapat memberi sedikit wawasan kepada para pembaca, dan penulis berharap pembaca tidak hanya mendapat informasi ini hanya dari satu sumber, tapi alangkah lebih baiknya apabila pembaca mendapat informasi tentang hal yang sama dari berbagai sumber. Apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat kesalahan ataupun kekurangan kami mohon maaf, karna sebab itu penulis mohon kritik dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya makalah ini.



DAFTAR PUSTAKA






 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar