MAKALAH
“PENGARUH
ZAT GIZI PADA KUKU, KULIT DAN MATA”
Diajukan
untuk memenuhi tugas mata kuliah
penilaian status gizi
Dosen Pengampu : Hendi Hendarman.
Disusun Oleh :
Fauziyah
P2.06.31.2.12.002
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA
PRODI D-III GIZI
CIREBON
2012-2013
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur
penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah Penilaian Status Gizi
dengan judul “pengaruh
zat gizi pada kuku, kulit dan mata” ini tepat pada waktunya.
Dalam menyelesaikan makalah ini, penyusun banyak
memperoleh bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penyusun ingin mengucapkan
terimakasih
kepada
:
1.
Bapak Hendi
Hendarman. , selaku dosen mata kuliah
Penilaian Status Gizi
2.
Orang tua
tercinta yang selalu mendukung, mendoakan dan memberikan bantuan baik moril
maupun materil.
3.
Seluruh teman –
teman yang telah banyak membantu penyusun.
Jika dalam penulisan makalah ini
masih terdapat kekurangan, untuk itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya laporan ini. Penyusun berharap
semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca
umumnya
Cirebon, Desember 2013
DAFTAR
ISI
Kata pengantar.......................................................................................................... i
Daftar isi.................................................................................................................. ii
Bab I Pendahuluan................................................................................................... 1
1.1 Latarbelakang........................................................................................... 1
1.2 Tujuan....................................................................................................... 1
Bab
II
Isi.................................................................................................................. 2
2.1
Kelaianan
pada kuku................................................................................ 2
2.2
Kelaianan
pada kulit................................................................................. 4
2.3
Kelaianan
pada mata ................................................................................ 8
Bab
III Penutup..................................................................................................... 12
3.1 Kesimpulan............................................................................................. 12
3.2 Saran....................................................................................................... 12
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
belakang
Dalam kehidupan
sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan
karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan
itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Hal-hal yang
sangat berpengaruh itu di antaranya kebudayaan , sosial, keluarga, pendidikan,
persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat perkembangan.
Jika seseorang
sakit, biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan. Hal ini terjadi karena
kita menganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika hal
tersebut dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan secara umum.
Kesehatan
merupakan hal yang normal dari suatu keadaan tubuh, baik dalam susunan,
stuktur, ataupun fungsinya. Tapi apabila ada yang kurang normal baik dalam
bentuk, ukuran, dan fungsinya itu dapat dikatakan kelainan. Kelainan dapat
terjadi pada semua bagian tubuh. Makhluk hidup mempunyai panca indra, yaitu
indra penglihatan (mata), indra perasa (mulut), indra pendengaran (telinga),
indra penciuman (hidung), indra peraba (kulit). Keadaan yang normal merupakan
keadaan yang diharapkan oleh setiap makhluk hidup. Dalam makalah ini akan
dibahas tentang kelainan pada kuku, kulit, dan mata.
1.2
Tujuan
1.2.1
Untuk
mengetahui pengertian dari kelainan
1.2.2
untuk
mengetahui macam macam kelainan pada kuku, kulit dan mata
1.2.3
Untuk
mengetahui pengaruhnya kekurangan zat gizi pada kuku, kulit, dan mata
BAB II
ISI
2.1 Kelainan pada kuku
Kuku merupakan salah
satu bagian yang penting dari tubuh kita. Kuku terbuat dari struktur protein
keras yang disebut keratin. Kuku membantu dalam meningkatkan gerakan jari
dengan menerapkan tekanan pada jari. Tekanan ini membantu dalam meningkatkan
sentuhan dan sensitivitas ujung jari. Kuku juga rentan terhadap berbagai
penyakit dan gangguan.
Kuku mempunyai 2 fungsi utama. Fungsi pertama
yang diketahui secara umum ialah sebagai pelindung dari ujung jari. Fungsi
keduanya yang juga sangat penting adalah memberi sensitifitas daya sentuh. Pada
ujung jari terdapat banyak reseptor yang berfungsi untuk menghantarkan rangsang
sentuh saat kita menyentuh suatu objek sehingga kita dapat merasakan
bersentuhan dengan objek yang kita sentuh. Kecepatan pertumbuhan kuku rata-
rata 1 mm / minggu. Pembaruan total kuku jari tangan : 170 hari dan kuku kaki:
12- 18 bulan.
2.1.1 Koilonikia
Koilonikia
atau disebut juga spoon nails yaitu bentuk normal bagian tengah Lempeng Kuku
menjadi datar atau cekung dengan pinggir lateral dan distal menghadap ke atas,
sehingga bentuk kuku seperti sendok. Lempeng Kuku dapat menebal atau menipis.
Koilonikia
dapat merupakan kelainan yang didapat atau merupakan kelainan yang diturunkan.
Pada anak usia 1 atau 2 tahun pertama dapat dijumpai bentuk Lempeng Kuku
seperti ini, yang pada beberapa kasus menetap sampai dewasa tanpa adanya kelainan
familial.
Tipisnya kuku dihubungkan dengan status nutrisi yang buruk (anemia defesiensi besi) dan kurangnya intake asam amino yang mengandung sulfur.
Tipisnya kuku dihubungkan dengan status nutrisi yang buruk (anemia defesiensi besi) dan kurangnya intake asam amino yang mengandung sulfur.
2.1.2 Onikomadesis
Sinonim: defluvium unguium, Onikomadesis yaitu
terlepasnya Lempeng Kuku secara sempurna mulai dari bagian proksimal atau dari
dasar kuku.Dikatakan kelainan ini terjadi akibat terhentinya pembentukan
keratin oleh matriks. Onikomadesis dapat bersifat familial atau didapat.
2.1.3 Kutikula
Kuku
Tentu
vitamin E cenderung dengan perawatan tubuh para wanita. Tidak lepas dari itu,
kutikula kuku pun merupakan salah satu hal yang bisa akibat tidak merawat kuku
dengan benar. Biasanya mencegahnya dengan perawatan manicure dan pedicure.
Namun cara itu cukup mahal untuk beberapa orang walau hanya untuk perawatan
kuku. Cara paling murah banyak bisa dilakukan. Seperti menggunakan krim
kutikula. Dimana krim tersebut mengandung vitamin E. Dengan mengoleskan krim
tersebut ke kuku dan memijatnya sebentar. Selain itu minyak zaitun juga bisa
mengganti krim kutikula, yang mana mengandung vitamin E ini bisa dioleskan ke
kuku.
2.1.4 Leuconychia
Beau Garis kuku yang ditandai dengan garis horizontal sel gelap dan
depresi linier. Gangguan ini dapat disebabkan oleh trauma, penyakit, kekurangan
gizi atau kondisi metabolik utama, kemoterapi atau peristiwa merusak lainnya,
dan merupakan hasil dari gangguan dalam pembentukan protein dari lempeng kuku.
Mencari diagnosis dokter.
2.1.5 Paronychia
Infeksi
Infeksi bakteri Pseudomonas dapat terjadi antara lempeng kuku alami dan
kuku, dan / atau antara lapisan kuku buatan dan lempeng kuku alami. Banyak
orang telah dituntun untuk percaya bahwa perubahan warna 'hijau' klasik dari
jenis infeksi beberapa jenis cetakan. Pada kenyataannya, cetakan bukan patogen
manusia. Perubahan warna ini hanyalah sebuah produk sampingan dari infeksi dan
disebabkan terutama oleh senyawa besi. Pseudomonas berkembang di tempat-tempat
lembab, melainkan feed dari jaringan mati dan bakteri dalam lempeng kuku,
sedangkan tingkat kelembaban memungkinkan untuk tumbuh. Setelah efek infeksi
ini akan menyebabkan lempeng kuku untuk menggelapkan dan melembutkan bawah
lapisan buatan. Semakin gelap warna ini, lebih dalam ke lapisan lempeng kuku bakteri
telah melakukan perjalanan. Jika bakteri telah memasuki antara lempeng kuku dan
dasar kuku, maka akan menyebabkan perubahan warna yang sama dan juga dapat
menyebabkan lempeng kuku untuk mengangkat dari kuku.
2.2.6
Terry’s nails.
Terdapat pada pasien dengan sirosis dan dianggap berhubungan
dengan hipoalbuminemia. Seluruh ujung kuku proksimal berwarna putih
sebagai akibat perubahan pada dasar kuku, sedang 1 atau 2 mm distal kuku
sering berwarna merah muda.
2.2 Kelainan
pada kulit
Kulit merupakan salah satu bagian
penting dari tubuh yang dapat melindungi tubuh dari berbagai kuman atau trauma,
yang mana perawatan kulit seperti mandi bermanfaat untuk menghilangkan atau
membersihkan bau badan, keringat dan sel yang mati, serta merangsang sirkulasi
darah, dan membuat rasa nyaman.Kulit manusia
dapat mengalami gangguan karena berbagai sebab. Beberapa kelainan dan penyakit
pada kulit, sebagai berikut.
2.2.1
Psoriasis
Penyakit
psoriasis merupakan penyakit seperti eksim seperi ruam yang kemerahan yang
disertai sisik-sisik putih. Faktor genetik lebih membawa penyakit ini kepada
penderitanya. Agak sulit diobati penyakit ini. Namun dengan meningkatkan
imunitas tubuh dengan makanan bergizi bisa memperbaiki kulit rusak ini. Tentu
dengan mengkonsumsi suplemen vitamin E dan terkena sinar matahari juga. Perlu
diingat juga agar terpapar sinar matahari tidak terlalu lama karena dapat
memperburuk penderita penyakit kulit ini.
2.2.2 Kulit
berminyak
kulit
berminyak terjadi karena selaput lendir pada kulit tidak bekerja sebagaimana
mestinya saat tubuh tidak mendapatkan vitamin B2 yang cukup. Kulit mengeluarkan
minyak dari kelenjarnya karena merespon keadaan lingkungan yang tidak baik
untuk melindungi kulit. Karena mencegah juga dari kulit bersisik, kasar, dan
mudah terluka. Jadi hal ini wajar, namun lebih baik ditanggulangi dengan
mengkonsumsi vitamin B2. Produksi minyak berlebih pada kulit juga menciptakan
rasa terlalu panas pada tubuh.
2.2.3 Kulit kering, kasar dan bersisik
Kulit kering
merupakan salah satu akibat kekurangan vitamin E. Akibat radikal bebas, sinar
ultraviolet matahari, menyebabkan sel kulit cepat mati. Sehingga kulit menjadi
tipis dan kering. Dengan konsumsi vitamin E dan perawatan kulit bisa
mencegahnya. Vitamin E ini membantu kulit untuk meregenerasi kembali sel kulit
yang telah mati. Sayangnya konsumsi secara normal sumber makanan alami sulit
membuat kebutuhan vitamin E terpenuhi. Karena memang tubuh tidak menyerap
seutuhnya vitamin E pada makanan yang sudah sedikit jumlahnya. Untuk itulah
dibutuhkan suplemen vitamin E dosis tinggi agar vitamin E dapat diserap dan
digunakan untuk mencegah kulit kering.
Kulit kering
bisa terjadi akibat dari kekurangan vitamin C pada tubuh. Pada saat kulit
kering, tentu tubuh dalam keadaan tidak fit atau lelah. Ditandai dengan pada
saat kulit digaruk dengan kuku maka akan terbentuk garis putih dan pada sela –
sela jari kaki terlihat banyak kerutan seperti keriput .
2.2.4 Kulit memar
Kulit yang
mudah memar dan membutuhkan waktu yang lama untuk pulih, bisa menjadi indikasi
kekurangan vitamin C. Lambatnya penyembuhan luka ringan secara alami oleh tubuh
juga menunjukkan bahwa kadar vitamin C dalam tubuh kurang memadai.
2.2.5 Kulit Keriput
Kekurangan
vitamin E tentu bisa menyebabkan kulit keriput. Sayangnya kulit keriput ini
merupakan akumulasi akibat defisiensi vitamin E. Konsumsi harian melalui sumber
makanan alami itu hanya mampu memenuhi kebutuhan 10-20 IU. Sedangkan anda bisa
memenuhi dengan konsumsi suplemen vitamin E kadar 100 IU sampai 300 IU. Kerutan
ini bisa terjadi pada mata, lekukan pada tangan, dan lainnya. Kulit sehat
sendiri adalah kulit yang lembab dan terjaga elastisitas. Sehingga keriput pun
bisa diatasi dengan mengkonsumsi vitamin E atau kosmetik yang mengandung
vitamin E.
2.2.6 Penyakit
Kuning
Kuning pada telapak kaki dan tangan biasanya akibat tingginya
pigmen karoten (carotene) di tubuh, atau disebut carotenemia. Karoten adalah
pigmen yang dihasilkan oleh tanaman yang menyebabkan sayur dan buah berwarna
kuning atau oranye. Namun karoten juga terdapat di sayuran berwarna hijau.
Semakin gelap warna hijaunya, semakin tinggi karotenenya. Karoten ini merupakan
sumber utama vitamin A. Penyerapan karoten di usus akan meningkat pada makanan
yang sudah dimasak dan sudah dilembutkan (puree) karena pengolahan tersebut
menghancurkan serat. Karotenpun diserap lebih cepat dan banyak. Biasanya
karotenemia ditemukan pada bayi dan anak kecil karena makanan mereka masih
lembut. Dan kondisi ini disebabkan oleh konsunsi makanan tingi karoten, seperti
wortel, ubi kuning, labu kuning, dan lain-lain.
Vitamin memang akan disimpan dalam hati (tidak larut dalam air),
sehingga bayi atau anak yang mengonsumsi vitamin A berlebihan akan membebani
kerja hati. Sekalipun begitu, kemampuan hati untuk menyimpan vitamin A sangat
besar. Jadi pada umumnya karotenemia tidak menimbulkan efek yang merugikan.
Kelebihan vitamin A yang menyebabkan keracunan baru akan terjadi jika seseorang
mengonsumsi wortel sampai 2 kg per hari atau 1200 buah jeruk dalam waktu 6
minggu.
Gejala : kuning pada kulit bayi Anda biasanya akan menghilang
sekitar 2-6 minggu setelah stop mengonsumsi sumber karoten. Setelah itu Anda
boleh memberikan wortel lagi asal tidak setiap hari karena mungkin sudah
mendapatkan vitamin A dari sumber lain, seperti telur, susu, mentega, sayuran
berwarna hijau (misalnya bayam dan brokoli) serta buah-buahan lainnya.
Penyebab
: Kelebihan beta karoten dalam darah dapat menyebabkan kulit jadi kuning,
dimulai dari telapak tangan, telapak kaki dan bagian tubuh lainnya. Bedanya
dengan penyakit kuning akibat penyakit hati adalah pada bagian putih mata
(sklera) bayi tidak menjadi kuning. Sementara pada anak yang menderita penyakit
hati, bagian putih matanya akan tampak kuning. Warna kuning ini mencolok di
telapak tangan, telapak kaki, dan lipatan bibir hidung. Mata tidak akan
berwarna kuning sehingga bisa dibedakan dengan kuning akibat penyakit hati.
Kondisi ini sifatnya ringan, tidak berbahaya, tidak menimbulkan komplikasi
apapun dan akan membaik dengan mengubah pola diet.
Mata adalah salah satu indera kita yang paling penting. Dengannya kita bisa
mengetahui keadaan lingkungan dan alam semesta. Mata sebagai indera penglihatan
harus berfungsi dengan baik, karena mata sangat berguna untuk kegiatan kita
sehari-hari. Sebaliknya, kelainan pada mata dapat mempengaruhi aktifitas
dan kebiasaan kita pada lingkungan sekitar.
2.3.1 Rabun Senja
Rabun senja atau nyctalopia atau hemeralopi adalah gangguan
penglihatan kala senja atau malam hari atau dalam cahaya redup. Rabun senja
juga sering disebut rabun ayam, karena ayam tidak dapat melihat jelas saat
senja atau malam hari. Rabun senja terjadi karena adanya kerusakan pada sel
retina yang seharusnya dapat bekerja saat melihat benda/objek dengan cahaya
yang kurang atau redup. Penyebab terjadinya rabun senja antara lain; katarak,
rabun jauh, pemakaian obat-obatan tertentu, kekurangan vitamin A (walaupun
sangat jarang), bawaan dari lahir, mata minus dll. Penderita rabun senja dapat
menyebabkan masalah dengan mengemudi di malam hari, kesulitan melihat bintang,
berjalan di ruangan/tempat yang gelap dll. Rabun senja dapat dikurangi dengan
mengkonsumsi suplemen vitamin A atau jika sangat mengganggu penglihatan secara
signifikan, maka sangat penting untuk memeriksakan diri ke dokter spesialis
mata. Agar diketahui penyebabnya dan dapat segera diperbaiki, misalnya dengan
kacamata atau pengangkatan katarak.
2.3.2 Rabun Jauh (myopi)
Rabun jauh adalah kebalikan dari rabun dekat, mata dengan lensa
terlalu cembung atau bulat mata terlalu panjang. Rabun jauh adalah
ketidakmampuan mata untuk melihat dalam jarak yang jauh. Bayangan yang
dihasilkan akan jatuh didepan retina. Penderita rabun jauh dapat menggunakan
kacamata berlensa cekung atau negatif. Lensa cekung akan menempatkan kembali
bayangan tepat dititk retina, sehingga mata dapat melihat benda yang jauh.
Siapa yang bisa terkena rabun jauh? Mereka yang : memiliki keturunan orang
tuanya yang juga penderita miopia, kurang asupan makanan bergizi terutama
makanan yang mengandung vitamin A, memiliki kebiasaan buruk melihat benda
dengan jarak yang sangat dekat misalnya melihat televisi terlalu dekat, membaca
terlalu dekat dan kurang cahaya dll.
3.3.3 Xeroftalmia
Xeroftalmia adalah istilah yang menerangkan gangguan
kekurangan vitamin A pada mata, termasuk terjadinya kelainan anatomi bola mata
dan gangguan fungsi sel retina yang berakibat kebutaan. Xeroftalmia berasal
dari bahasa latin berarti mata kering karena terjadinya kekeringan pada selaput
lendir (konjungtiva) dan selaput lendir (kornea) mata.Sebelum terdeteksi menderita xeropthalmia, biasanya penderita akan
mengalami buta senja. Gejala xeropthalmia terlihat pada kekeringan pada selaput
lendir (konjungtiva) dan selaput bening (kornea) mata. Kekeringan
berlarut-larut menyebabkan konjungtiva menebal, berlipat-lipat, dan berkerut.
Selanjutnya pada konjungtiva akan tampak bercak putih seperti busa sabun
(bercak Bitot).Selanjutnya, kornea akan melunak dan terjadi luka (tukak
kornea). Jika kornea telah putih atau bola mata mengempis terjadi kebutaan
permanen yang tak bisa dipulihkan lagi.
Penyebab atau Etiologi
Xeroftalmia disebabkan oleh
kekurangan vitamin A yang dipicu oleh kondisi gizi kurang atau buruk. Kerap
terjadi pada bayi lahir berat badan rendah, gangguan akibat kurang yodium
(GAKY) serta anemia gizi ibu hamil. Kelompok rentan xeroftalmia adalah anak dari
keluarga miskin, anak di pengungsian, anak di daerah yang pangan sumber vitamin
A kurang, anak kurang gizi atau lahir dengan berat badan rendah, anak yang
sering menderita penyakit infeksi (campak, diare, tuberkulosis, pneumonia)
serta cacingan serta anak yang tidak mendapat imunisasi serta kapsul vitamin A
dosis tinggi.
Defisiensi vitamin A awalnya
merupakan ancaman yang tidak terlihat, yang apabila tidak ditangani dapat
menyebabkan hilangnya penglihatan seseorang terutama pada anak-anak. Dampak
selanjutnya adalah ketika mereka tidak lagi bisa melihat pada cahaya yang suram
dan akan menderita penyakit yang disebut night blindness (buta senja) atau
xerophthalmia.Apabila penderitaan terus berlanjut konjangtiva dan cornea mata
menjadi kuning) kemudian muncul bercorak pada kornea dan selanjutnya berakibat
pada kebutaan yang permanen.
Penyebab utama kekurangan
vitamin A adalah asupan zat gizi vitamin A (preformed retinol) atau prekursor
vitamin A yang tidak mencakupi peningkatan kebutuhan vitamin A pada kondisi
fisiologis dan patologis tertentu, penyerapan yang kurang kehilangan karena
diare sering merupakan penyebab kekurangan vitamin A.
3.3.4
Xerosis Konjungtiva
Bila buta
senja terus terjadi dan konsumsi vitamin A sangat rendah bahkan tidak ada dalam
kehidupan sehari-hari akan terjadi bagian putih mata akan kering, kusam, tak
bersinar (Xerosis Konjungtiva-X1A). Keadaan ini bisa dilihat dengan jelas
ketika mencoba membuka sedikit mata anak dan melihat bagian putihnya akan
terlihat jelas bagian putihnya kering, kusam dan tak bersinar dan sedikit
kotor.
Tanda-tanda:
a.
Selaput
lendir bola mata tampak kurang mengkilat atau terlihat sedikit kering,
berkeriput, dan berpigmentasi dengan permukaan kasar dan kusam
b.
Orang
tua sering mengeluh mata anak tampak kering atau berubah warna kecoklatan.
3.3.5
Xerosis Konjungtiva
dan Bercak Bitot
Tanda-tanda :
a.
Tanda-tanda xerosis
konjungtiva disertai bercak bitot yaitu bercak putih seperti busa sabun
terutama di daerah celah mata sisi luar.
b.
Bercak ini merupakan
penumpukan keratin dan sel epitel yang merupakan tanda khas pada penderita
xeroftalmia, sehingga dipakai sebagai kriteria penentuan prevalensi kurang
vitamin A dalam masyarakat.
Dalam keadaan berat :
a.
Tampak kekeringan
meliputi seluruh permukaan konjungtiva
b.
Konjungtiva tampak
menebal, berlipat-lipat dan berkerut
c.
Orang tua mengeluh
mata anaknya tampak bersisik.
BAB III
PENUTUP
3.1 kesimpulan
Dari makalah
ini yang berjudul tentang “pengaruh zat gizi pada kuku,kulit dan mata” dapat
disimpulkan bahwa, kelainan adalah suatu ketidak normalan pada apa saja (salah
satu anggota tubuh) baik pada bentuk, struktur maupun fungsinya.
Yang termasuk kelainan pada kuku diantaranya adalah Koilonikia , Onikomadesis, Leuconychia, Paronychia Infeksi, Kutikula Kuku, Terry’s nails, umumnya
dipengaruhi oleh mineral. Kelainan pada kulit adalah Penyakit Kuning, Kulit Keriput, Kulit memar,
Kulit kering, kasar dan bersisik, Psoriasis, Kulit berminyak, umumnya
dipengaruhi oleh vitamin K. kelainan pada mata, Rabun Senja, Rabun Jauh
(myopi), Xeroftalmia,
Xerosis
Konjungtiva, Xerosis Konjungtiva dan Bercak Bitot umumnya dipengaruhi oleh
defisiensi vitamin A.
3.2
Saran
Semoga
makalah ini dapat memberi sedikit wawasan kepada para pembaca, dan penulis
berharap pembaca tidak hanya mendapat informasi ini hanya dari satu sumber,
tapi alangkah lebih baiknya apabila pembaca mendapat informasi tentang hal yang
sama dari berbagai sumber. Apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat
kesalahan ataupun kekurangan kami mohon maaf, karna sebab itu penulis mohon
kritik dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar