Konflik:
Dlm kenytaannya dorongan” /kebutuhan” sllu muncul satu
persatu, ttpi sering muncul dua kebutuhan atau lebih pda saat yg sama.
Keadaan munculnya dua kebutuhan atau lebih pd saat yg bersamaan ini disebut “konflik”.
1. konflik Approach-Approach (+/+)
Dua kebutuhan/ lebih yg muncul bersamaan ttpi keduanya mempunyai nilai positif bg individu
2. Konflik
Approach-Avoidance ( +/- )
Satu kebutuhan yg muncul mempunyai nilai yg (+) dan satunya mempunyai nilai (-) yg dtg bersamaan
3. Konflik Avoidance-Avoidance ( -/- )
Apbl kedua kebut. ( > ) yg muncul b.smaan semuanya m.punyai nilai (-) bg individu
4. Konflik Multiple
approach-avoidance
Apbl muncul > dari dua kebut. yg m.punyai nilai2 ( + ) dan ( - ) seXgus bg individu
Faktor-faktor yg mempengaruhi Kuat lemahnya konflik:
•Bobot kebutuhan yang timbul
Bila kedua2nya sngt penting, mk konflik yg tjd akan semakin kuat
•Waktu tibanya insentif
Makin dkt jarak dtgnya insentif, makin kuat konflik terasa
•Biasanya konflik
avoidance-avoidance terasa > kuat drpd konflik approach-approach
•Besarnya insentif
Semakin bsr insentif akan semakin kuat konflik yg dirasakan
Frustasi :
Bila muncul suatu kebutuhan / dorongan u/ bertindak ttpi krn ssuatu hal
mka kebutuhan tdk dpt terpenuhi / dorongan utk bertindak terhambat, mk akan timbul situasi yg disebut “frustasi”.
mka kebutuhan tdk dpt terpenuhi / dorongan utk bertindak terhambat, mk akan timbul situasi yg disebut “frustasi”.
Frustasi dpt berarti suatu kebutuhan yg tdk terpenuhi / pemenuhan suatu kebutuhan itu terttunda.
Biasanya scr teknis keadaan yg pertama disebut frustasi dan keadaan kedua disebut “privasi”.
Faktor-faktor penyebab frustasi:
•
•Hambatan fisik individu
Biasanya berarti karena untuk memenuhi kebutuhan itu fisik individu terlalu lemah atau karena hal-hal lain misalnya cacat/sakit sehingga keadaan fisik tidak mendukung
•Keadaan fisik diluar diri individu
Misalnya ada larangan tertentu atau hal-hal sederhana seperti terkunci dalam ruangan, dibawa pergi oleh seseorang
•Hilangnya rangsang untuk memperkuat timbulnya kebutuhan
Dilakukan tindakan yang kurang tepat sehingga kebutuhan tidak terpen
Perlakuan dan reaksi individu dalam menghadapi frustasi:
•Hipotesis frustasi-agresi
Frustasi erat kaitannya dengan hambatan untuk bertindak.
Bila individu ingin melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan tertentu tetapi entah karena dirinya sendiri atau karena lingkungannya ia tidak dapat bertindak sesuai dengan yang ia inginkan, maka energy yang sudah disiapkan akan cenderung dimanifestasikan dalam bentuk tindakan agresif.
•Frustasi dan mekanisme pertahanan diri
Para psikoanalis berpendapat bahwa frustasi merupakan suatu kondisi yang bisa mengancam eksistensi ego seseorang. Oleh karena itu dalam menghadapi frustasi tidak mengherankan kalau seseorang memperlihatkan pola-pola perilaku untuk mempertahankan egonya.
Ada beberapa bentuk mekanisme pertahanan diri:
•Represi
Individu berusaha menekan pengalaman-pengalaman yang tidak menyenangkan kealam bawah sadarnya. Ia berusaha melupakan (motivated forgetting) hal-hal yang telah menyebabkan ia frustasi, sehingga ia tampak dapat berfungsi normal kembali.
•Regresi
Individu bertingkahlaku seperti anak kecil, minta perhatian dengan merayu atau marah-marah. Karena tingkah lakunya diharapkan orang lain akan menghiburnya seperti menghibur anak kecil atau lebih memperhatikan
•Rasionalisasi
Individu berusaha menalar situasi frustasinya selogis mungkin, ia berkata :”buat apa ijazah sarjana? Keberhasilan kita tidak hanya ditentukan oleh selembar kertas”.
•Proyeksi
Individu berusaha melemparkan penyebab frustasinya kepada orang lain, misalnya:”Ibu Umi dari dulu memang tidak suka padaku, nilai psikologiku buruk terus”.
•Reaksi formasi
Bila frustasi menimbulkan rasa benci terhadap sesuatu dan rasa benci ini sulit ditolerir oleh oleh nilai-nilai moral yang ada sehingga menimbulkan kecemasan, oleh karena itu reaksi yang diperlihatkan adalah kebalikan dari rasa benci, misalnya amat ramah atau menunjukkan cinta kasih dan biasanya agak berlebihan
•Sublimasi atau displacement
Suatu motif yang tidak terpenuhi kemudian diarahkan kepada saluran lain. Seseorang yang frustasi karene tidak tercapai cita-citanya menjadi dokter, kemudian ia memperbanyak terlibat dalam kegiatan-kegiatan social atau mengambil pendidikan sebagai ahli kesehatan masyarakat.
Mekanisme pertahanan diri bukanlah pola perilaku yang negative, bahkan amat diperlukan oleh individu agar dapat mengembangkan kepribadian yang sehat.
Kita bisa membayangkan bagaimana jadinya kalau manusia tidak memiliki mekanisme pertahanan diri dalam menghadapi frustasi tetapi jika perilaku tersebut terus menerus dilakukan akan menimbulkan situasi yang kurang sehat sehingga individu membutuhkan pertolongan seorang ahli atau psikolog.
•Frustasi dan apati
Tidak semua orang bereaksi dengan cara yang sama pada frustasi. Untuk sementara orang keadaan frustasi yang cukup mendalam bisa mengakibatkan seseorang terus merasakan tak berdaya.
Ketidakberdayaan ini membawa individu tersebut merenungi dirinya sendiri yang akibatnya mengucilkan diri, sehingga keadaan seperti ini disebut “apati” dan menarik diri atau withdrawal.
•Selamat
•belajar
•See you next
Tidak ada komentar:
Posting Komentar