Sabtu, 21 September 2024
Profil Pesantren Al-Muhajirin Limbangan Losari Brebes
Kamis, 23 Mei 2024
PROFIL PESANTREN AL-MUHAJIRIN LIMBANGAN
Pondok Pesantren Al-Muhajirin adalah Pondok Pesantren yang terletak di Desa Limbangan Kecamatan Losari Kabupaten Brebes, sekitar 30 kilometer sebelah barat kota Brebes dengan Luas Tanah -+1231M2. dan mulai 1999 beroprasi atas prakarsa dan perjuangan dakwah Kyai.Idris bin KH. Hambali beliau alumus Pondok Pesantren Kempek Kab.Cirebon beliau berguru kepada salah satu putra dari pasangan Mbah Harun dengan Nyai Mutimmah yakni KH. Umar Sholeh, setelah beliau pulang dari pondok beliau mengajarkan masyarakat mengaji mendirikan majlis taklim untuk memberikan pemahaman agama kepada masarakat setelah itu masyarakat mengantarkan anaknya untuk menagaji kepada beliau barulah setelah banyak beliau mengajarkan kitab-kitab kuning, nahwu,sorogan, fikih dan sekaligus mendirikan Pesantren , karena pindah dari tempat lahirnya menuju ke tempat perkebunan maka pesantrennya di namakan Al-Muhajirin .
Kyai.Idris Wafat pada tahun 2014
dan amanah sucinya itu diserahkan kepada Putranya yang ke- Empat yaitu
KH.Muslih Idris dan beliau yang menjadi
pengganti dari Kyai.Idris Hambali sampai sekarang, Setelah ada beberapa metode
dan Penggemblengan secara khusus kepada santri-santri ada beberapa metode yang
di pakai.
Kegigihan
Kyai Idris
Selain mengajar al-Quran, Kyai
Idris juga mengajar beberapa kitab, mulai dari kitab fikih, nahwu, tafsir,
shorof dan lain-lain. Beliau mengajar dari kitab Shorof, Asmawi, Dahlan
Jurmiyyah, Fathul Qorieb dan yang lainnya.
Semangat Kyai Idris dalam menimba
ilmu di pesantren tempo dulu mendorong beliau untuk lebih semangat lagi dalam
menyebarkan ilmu agama. Selain mengajarkan kepada santri-santrinya di
pesantren, Kyai Idris membuka pengajian untuk masyarakat umum di sekitar Desa
Limbangan Losari.
Kyai Idris juga mengajar di
Madrasah Ibtidaiyah Lumpur Limbangan sedangkan setiap Jum’at sore mengaji kitab
Tafsir al-Jalalain untuk ibu-ibu, bapak-bapak, baik alumni dan masyarakat
sekitar.
Pengajian yang diampu Kyai Idris
ini dikenal dengan “Ngaji Ngaji Kuping”, yaitu pengajian untuk masyarakat dan
alumni sekitar desa Lumpur Limbangan.
Kyai Idris dikenal sebagai sosok
kiai yang open dan titen terhadap santri dan masyarakat sekitarnya. Beliau juga
banyak memberikan nasihat kepada santrinya , Di antara nasihat-nasihat Kiai
Kyai Idris yang masih tertanam dalam sanubari para santri hingga sekarang
adalah “Aja kadiran” “ngajiya, ngajia. Aja dadi wong sing kadiran, Aja tukang poyok
dan beliau juga pernah dawuh “Tiang santri kedah langkung ngati-ati, sebab
santri niku katah kang nyengiti”.
Demikianlah sedikit tulisan
tentang almarhum Kyai Idris Bin Nyai Mutiah Binti KH. Imron Bin Mbah Idris
Bin KH Ahmad Sholeh
Semoga kita semua yang membaca
dapat memperoleh hikmah dan barokah dari beliau serta senantiasa melaksanakan
dawuh-dawuhnya untuk diamalkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Amin…
Penerimaan Santri Baru Tahun Pelajaran 2024-2025
Penerimaan Santri Baru Tahun Pelajaran 2024-2025
Sesuai penjelasan UU RI Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren, bahwa dalam upaya untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia, Pesantren yang tumbuh dan berkembang di masyarakat dengan kekhasannya telah berkontribusi penting dalam mewujudkan Islam yang rahmatan lil’alamin dengan melahirkan insan beriman yang berkarakter, cinta tanah air dan berkemajuan, serta terbukti memiliki peran nyata baik dalam pergerakan dan perjuangan meraih kemerdekaan maupun pembangunan nasional dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pesantren sebagai subkultur memiliki kekhasan yang telah mengakar serta hidup dan berkembang di tengah masyarakat dalam menjalankan fungsi pendidikan, fungsi dakwah, dan fungsi pemberdayaan masyarakat. Pesantren merupakan lembaga yang berbasis masyarakat dan didirikan oleh perseorangan, yayasan, organisasi masyarakat Islam dan/atau masyarakat yang menanamkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt., menyemaikan akhlak mulia, serta memegang teguh ajaran Islam rahmatan lil’alamin yang tercermin dari sikap rendah hati, toleran, keseimbangan, moderat, dan nilai luhur bangsa Indonesia lainnya melalui pendidikan, dakwah Islam, keteladanan, dan pemberdayaan masyarakat dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Tahun Pelajaran Baru 2023-2024, Pondok Pesantren AL-MUHAJIRIN Limbangan Losari Brebes Jawa Tengah Membuka Pendaftaran Santri baru bagi lulusan SD/MI maupun SMP/MTs, untuk program Madrasah Diniyah dan Tahfidz.
SYARAT-SYARAT PENDAFTARAN
1. Mengisi Formulir Pendaftaran.
BISA LEWAT VIA ONLINE
https://bit.ly/PPSBPPMuhajirin
2. Menyerahkan Formulir Pendaftaran.
Dilengkapi berkas-berkas berikut :
a) Photocopy Ijazah/STTB/STL SD/MI atau SMP/MTs yang dilegalisir sebanyak 1 lembar.
b) Photocopy Akte kelahiran sebanyak 1 lembar.
c) Photocopy Kartu Keluarga (KK) sebanyak 1 lembar.
d) Photocopy KTP Orang Tua
e) Surat Keterangan sehat dari pihak berwenang.
f) Pas Foto berwarna terbaru :
Ø Ukuran 3x4, sebanyak 2 lembar.
Ø Ukuran 4x6, sebanyak 2 lembar.
3. Memenuhi administrasi keuangan.
SEKRETARIAT PENERIMAAN SANTRI BARU
PONDOK PESANTREN AL-MUHAJIRIN
Jl. KH. Idris No.127 RT.05 RW.01 Desa Liambangan Kec.Losari Kab.Brebes Jawa Tengah
Telp. 0852 8070 9969.
SYARAT-SYARAT PENERIMAAN
1. Berijazah SD/MI atau SMP/MTs.
2. Sehat jasmani dan rohani.
3. Berkelakuan baik.
4. Sanggup bermukim di dalam Asrama Pondok dan mengikuti semua aturan yang berlaku.
BIAYA PENDAFTARAN DAN LAIN-LAIN
NB : Biaya sewaktu-waktu dapat berubah sesuai kebijakan Pondok Pesantren
Ust Nasrun : Hp. 0857 4177 7332
Ustdh. Salma : Hp. 0831 7052 7057
Sabtu, 17 Juni 2023
Penerimaan Santri Baru Tahun Pelajaran 2023-2024
Sesuai penjelasan UU RI Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren, bahwa dalam upaya untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia, Pesantren yang tumbuh dan berkembang di masyarakat dengan kekhasannya telah berkontribusi penting dalam mewujudkan Islam yang rahmatan lil’alamin dengan melahirkan insan beriman yang berkarakter, cinta tanah air dan berkemajuan, serta terbukti memiliki peran nyata baik dalam pergerakan dan perjuangan meraih kemerdekaan maupun pembangunan nasional dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pesantren sebagai subkultur memiliki kekhasan yang telah mengakar serta hidup dan berkembang di tengah masyarakat dalam menjalankan fungsi pendidikan, fungsi dakwah, dan fungsi pemberdayaan masyarakat. Pesantren merupakan lembaga yang berbasis masyarakat dan didirikan oleh perseorangan, yayasan, organisasi masyarakat Islam dan/atau masyarakat yang menanamkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt., menyemaikan akhlak mulia, serta memegang teguh ajaran Islam rahmatan lil’alamin yang tercermin dari sikap rendah hati, toleran, keseimbangan, moderat, dan nilai luhur bangsa Indonesia lainnya melalui pendidikan, dakwah Islam, keteladanan, dan pemberdayaan masyarakat dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Tahun Pelajaran Baru 2023-2024, Pondok Pesantren AL-MUHAJIRIN Limbangan Losari Brebes Jawa Tengah Membuka Pendaftaran Santri baru bagi lulusan SD/MI maupun SMP/MTs, untuk program Madrasah Diniyah dan Tahfidz.
SYARAT-SYARAT PENDAFTARAN
1. Mengisi Formulir Pendaftaran.
BISA LEWAT VIA ONLINE
https://bit.ly/PPSBPPMuhajirin
2. Menyerahkan Formulir Pendaftaran.
Dilengkapi berkas-berkas berikut :
a) Photocopy Ijazah/STTB/STL SD/MI atau SMP/MTs yang dilegalisir sebanyak 1 lembar.
b) Photocopy Akte kelahiran sebanyak 1 lembar.
c) Photocopy Kartu Keluarga (KK) sebanyak 1 lembar.
d) Photocopy KTP Orang Tua
e) Surat Keterangan sehat dari pihak berwenang.
f) Pas Foto berwarna terbaru :
Ø Ukuran 3x4, sebanyak 2 lembar.
Ø Ukuran 4x6, sebanyak 2 lembar.
3. Memenuhi administrasi keuangan.
SEKRETARIAT PENERIMAAN SANTRI BARU
PONDOK PESANTREN AL-MUHAJIRIN
Jl. KH. Idris No.127 RT.05 RW.01 Desa Liambangan Kec.Losari Kab.Brebes Jawa Tengah
Telp. 085280709969.
SYARAT-SYARAT PENERIMAAN
1. Berijazah SD/MI atau SMP/MTs.
2. Sehat jasmani dan rohani.
3. Berkelakuan baik.
4. Sanggup bermukim di dalam asrama pondok dan mengikuti semua aturan yang berlaku.
BIAYA PENDAFTARAN DAN LAIN-LAIN
NB : Biaya sewaktu-waktu dapat berubah sesuai kebijakan Pondok Pesantren
- Ustdh. Salma : Hp. 0831 7052 7057
- Ustdh. Ismi Zakiyatul Maula : Hp. 0838 2695 1570.
Senin, 16 Januari 2023
PANGERAN ANGKA WIJAYA MBAH PULOSAREN LOSARI
PANGERAN ANGKA WIJAYA
MBAH PULOSAREN LOSARI
wilayah Losari yang terletak di Jawa Barat dan Jawa Tengah menunjukkan bahwa pengaruh Islam dari Cirebon juga kental mewarnai dan mempengaruhi penyebaran Islam di Kabupaten Brebes. Hal ini terbukti lewat jejak sejarah Kompleks Makam Pulosaren di wilayah Losari Lor (utara). Gerbang kompleks makam ini menggunakan arsitektur khas Keraton Cirebon. Di dalam kompleks makam ini juga terdapat kuburan tokoh penyebar Islam di Losari, Pangeran Angka Wijaya atau Panembahan Losari. Masyarakat sekitar menyebutnya Mbah Pulosaren.
Pangeran Angka Wijaya merupakan salah seorang cucu Syekh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Djati. Ia mendapatkan tugas untuk menyebarluaskan dakwah dan ajaran Islam di wilayah Cirebon bagian timur, yaitu Losari. Jejak dakwah yang dilakukan oleh Pangeran Angka Wijaya menurut catatan sejarah dilakukan pada abad ke-16.
Karakter kuat yang dimiliki Pangeran Angka Wjiaya dalam upaya menyebarluaskan agama Islam diwarisi dari kakeknya sendiri, yaitu Sunan Gunung Djati. Sebelumnya, pola dakwah Islam yang sejuk dan ramah oleh Sunan Gunung Djati juga lahir dari seorang pamannya bernama Pengeran Cakrabuwana atau yang dikenal Mbah Kuwu Sangkan, makamnya ada daerah Cirebon Girang. Mbah Kuwu Sangkan merupakan tokoh utama babad alas Islam di Cirebon.
Setiap tahun, di Makam Pulosaren diselenggarakan kegiatan Haul Pangeran Angka Wijaya yang melibatkan Pemerintah Kabupaten Brebes, pihak Keraton Kasepuhan Cirebon, dan ribuan masyarakat dengan mendatangkan kereta kencana. Kendaraan khas yang dahulu digunakan oleh pihak kerajaan ini sengaja didatangkan langsung oleh Keraton Kasepuhan Cirebon untuk digunakan dalam acara Kirab Panembahan Losari.
Makam Pangeran Angka Wijaya juga selalu ramai peziarah terutama ketika penyelenggaraan haul terus diperkuat oleh para pemangku kebijakan dengan tujuan agar masyarakat tidak lupa dengan akar sejarahnya, terutama sejarah penyebaran Islam di Losari yang dinilai menjadi titik sentral meluasnya Islam di seluruh Kabupaten Brebes. Makam Pulosaren sendiri menunjukkan bahwa pengaruh Islam dan karakter Kerajaan Cirebon cukup kuat.
PERKEMBANGAN PENYEBARAN ISLAM
Selain situs sejarah makam Pangeran Angka Wijaya, masyarakat Brebes juga bisa menelusuri jejak penyebaran Islam melalui makam Syekh Junaidi di Desa Randusanga Wetan, makam Mbah Idris di Desa Limbangan, dan beberapa situs makam yang terletak di wilayah Losari. Ada juga situs makam Pangeran Arya Penangsang di Dukuh Kosambi, Desa Jipang, Kecamatan Bantarkawung (Brebes bagian selatan).
Selain menelusuri sejarah melalui sejumlah tokoh, masyarakat juga bisa melengkapi catatan sejarah tentang penyebaran Islam di Brebes melalui beberapa pesantren tua. Berdirinya beberapa pesantren tua di Brebes juga menunjukkan bahwa penyebaran Islam berkembang dari pesisir laut mengarah ke daerah pegunungan di wilayah selatan Brebes.
Selain Pesantren Lumpur di Desa Limbangan Kecamatan Losari, di antara pesantren yang berusia cukup tua di Brebes ialah Pesantren Karangmalang di Ketanggungan (Brebes bagian tengah), Pesantren As-Salafiyah Luwungragi di Bulakamba yang saat ini dipimpin KH Subhan Makmun (Rais Syuriyah PBNU), dan tentu Pesantren Al-Hikmah di Benda Sirampog (Brebes bagian selatan) pada abad ke-19 dan awal abad ke-20.
Masuk ke daerah Brebes kota, Masjid Agung Brebes juga merupakan salah satu situs sejarah penting tentang penyebaran Islam. Masjid yang berdiri megah di sebelah barat Alun-alun Brebes ini didirikan pada masa Bupati Raden Tumenggung Aria Singasari Panatayuda II (1836-1850).
Dari beberapa situs sejarah di atas dapat dipahami bahwa penyebaran Islam di Brebes mengalami perkembangan pesat pada abad ke-19 melalui beberapa tokoh dan kiai dengan mendirikan pesantren sebagai wadah menempa ilmu-ilmu agama kepada masyarakat yang bersumber dari kitab-kitab ulama klasik (kitab kuning).
Penyebaran Islam di wilayah pesisir Losari ini juga menunjukkan bahwa kajian sejarah tentang penyebaran Islam tidak melulu di pedalaman dan pegunungan seperti yang lebih banyak dilakukan oleh para peneliti. Karena justru Islam terlebih dahulu menyentuh masyarakat pesisir.
Kajian Islam Pesisir oleh Prof Nur Syam (LKiS, 2005) telah menjadi kritik mendasar bagi para peneliti Barat. Dalam pandangan para Indonesianis (peneliti Barat yang meneliti tentang Indonesia), kajian Islam Jawa cenderung hanya memotret latar masyarakat pedalaman dan pengunungan. Pandangan inilah yang membuat mereka melupakan masyarakat pesisir.
RESISTENSI KOLONIAL
Penyebaran agama Islam di Brebes ini bukan tanpa rintangan, sebab para tokoh dan kiai di pesantren harus menghadapi kekejaman kompeni Belanda kala itu. Bahkan, beberapa kiai mendapat ancaman di-bedil dari jarak dekat oleh Belanda karena dianggap mengancam eksistensi kolonial.
Para kiai pesantren di seluruh pelosok Nusantara paham betul, rakyat Indonesia sedang dalam kondisi kesengsaraan luar biasa karena penjajahan. Sebab itu, selain sebagai tempat menempa ilmu agama, pesantren juga dimanfaatkan oleh para kiai sebagai wadah pergerakan nasional secara kultural untuk melawan ketidakperikemanusiaan penjajah.
Walhasil, dari sejarah penyebaran Islam di Brebes tersebut, meskipun pengaruh Islam semakin besar, tetapi tidak serta merta memudarkan kearifan lokal (local wisdom). Banyak ditemui tradisi dan budaya masyarakat terdahulu yang masih bertahan hingga kini. Hal ini menunjukkan bahwa umat Islam di Brebes tidak tercerabut dari akar sosial masyarakatnya sebagai wujud keshalehan sosial selain memperkuat keshalehan spiritual.
Penyebaran Islam melalui wayang, sejumlah tradisi slametan bernuansa Islami, adanya pengajaran kitab kuning dengan tulisan Arab Pegon berbahasa Jawa, begitu juga dengan perpaduan gamelan dan shalawat merupakan akulturasi dan kolaborasi budaya yang bersinergi dengan ajaran Islam warisan dakwah Wali Songo. Wallahu ‘alam bisshowab.